Obgyn

Torsio Ovarium

September 21, 2024

Torsio Ovarium

Torsio ovarium, atau torsio ovari, adalah keadaan darurat medis di mana ovarium atau tuba falopi tergulung atau terputar secara abnormal. Ini mengakibatkan penyumbatan aliran darah ke ovarium tersebut. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri perut akut yang hebat dan, jika tidak diobati dengan cepat, dapat mengancam keselamatan organ dan memerlukan intervensi bedah segera.

Faktor Risiko

  • Kista Ovarium: Kista besar atau massa lainnya pada ovarium dapat menyebabkan ovarium tergulung atau terputar, yang merupakan penyebab umum dari torsio ovarium.
  • Usia Reproduktif: Torsio ovarium lebih umum terjadi pada wanita usia reproduktif, terutama di antara usia 20-30 tahun.
  • Riwayat Torsio Ovarium: Wanita yang pernah mengalami torsio ovarium pada masa lalu memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kejadian yang sama di ovarium yang lainnya.
  • Manipulasi Reproduksi: Tindakan medis atau pembedahan pada ovarium, seperti prosedur fertilisasi in vitro (IVF) atau operasi ginekologis sebelumnya, dapat meningkatkan risiko torsio ovarium.
  • Kelainan Struktural: Adanya kelainan anatomi atau struktural di panggul, misalnya malformasi congenital atau adhesi (penyatuan jaringan yang abnormal) di sekitar ovarium dan tuba falopi, dapat meningkatkan risiko torsio ovarium.
  • Aktivitas Fisik yang Ekstrem: Aktivitas fisik yang sangat intens atau trauma langsung pada daerah panggul juga dapat menjadi faktor risiko, meskipun ini jarang terjadi.
  • Kehamilan: Meskipun jarang, kehamilan dapat meningkatkan risiko torsio ovarium karena perubahan hormonal dan perubahan anatomi panggul

Tanda dan Gejala

  • Nyeri Perut Akut: Gejala utama dari torsio ovarium adalah nyeri perut mendadak dan intens di salah satu sisi perut bagian bawah atau panggul. Nyeri ini seringkali sangat hebat dan dapat terjadi tiba-tiba.
  • Nyeri saat Berhubungan Seksual: Beberapa wanita mungkin mengalami nyeri saat berhubungan seksual (dispareunia) jika terjadi torsio ovarium.
  • Mual dan Muntah: Torsio ovarium dapat menyebabkan mual dan muntah, terutama karena nyeri yang hebat yang dialami oleh penderitanya.
  • Perdarahan Vaginal Abnormal: Meskipun jarang, ada kemungkinan torsio ovarium dapat menyebabkan perdarahan vaginal abnormal.
  • Perubahan dalam Frekuensi dan Intensitas Buang Air Kecil: Beberapa wanita mungkin mengalami perubahan dalam frekuensi atau intensitas buang air kecil karena tekanan yang diberikan oleh ovarium yang tergulung terhadap kandung kemih.
  • Gejala Umum: Gejala tambahan dapat termasuk demam ringan, tekanan darah rendah, dan detak jantung yang cepat, terutama jika torsio ovarium menyebabkan komplikasi seperti gangguan aliran darah ke ovarium.

Bagaimana penegakan diagnosis dari torsio ovarium?

  • Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik: Dokter akan mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan serta gejala yang dialami, seperti nyeri perut mendadak dan hebat di salah satu sisi perut atau panggul. Pemeriksaan fisik akan dilakukan untuk mencari tanda-tanda nyeri pada perut dan panggul, serta untuk menilai respons tubuh terhadap tekanan pada daerah ovarium.
  • Pemeriksaan Ultrasonografi: Ultrasonografi panggul sering digunakan untuk memvisualisasikan ovarium dan tuba falopi. Ini dapat membantu dokter untuk melihat apakah ada tanda-tanda torsio ovarium, seperti pembesaran ovarium atau perubahan posisi ovarium yang tidak normal. Ultrasonografi juga dapat membantu dalam membedakan torsio ovarium dari kondisi lain yang menyebabkan nyeri perut akut.
  • Pemeriksaan Darah: Pemeriksaan darah dapat dilakukan untuk memeriksa tanda-tanda peradangan atau gangguan aliran darah, seperti peningkatan jumlah sel darah putih atau penurunan kadar hemoglobin.
  • Pemeriksaan CT Scan atau MRI: Pada beberapa kasus yang kompleks atau jika hasil ultrasonografi tidak cukup jelas, dokter dapat merujuk untuk melakukan CT scan atau MRI panggul. Pemeriksaan ini dapat memberikan gambaran lebih detail tentang kondisi ovarium dan daerah sekitarnya.
  • Diagnosis Banding: Dokter akan mempertimbangkan diagnosis banding dengan kondisi lain yang menyebabkan nyeri perut mendadak, seperti apendisitis atau kista ovarium yang pecah.

Diagnosis

  • Evaluasi dan Diagnosis Cepat: Diagnosis torsio ovarium harus segera ditegakkan melalui pemeriksaan fisik, ultrasonografi, dan mungkin pemeriksaan tambahan seperti CT scan atau MRI untuk memastikan diagnosis yang tepat.
  • Stabilisasi Medis: Pasien mungkin memerlukan stabilisasi medis awal dengan pemberian cairan intravena dan obat penghilang nyeri untuk mengatasi gejala nyeri dan mencegah syok.
  • Reduksi Manual: Jika torsio ovarium terdeteksi dalam waktu yang cukup cepat dan tidak terlalu parah, dokter dapat mencoba untuk mengembalikan ovarium ke posisi normal secara manual melalui manipulasi lembut.
  • Pembedahan Darurat (Laparoskopi atau Laparotomi): Pembedahan sering kali diperlukan untuk mengatasi torsio ovarium. Prosedur ini dilakukan untuk mengembalikan ovarium ke posisi normal dan memperbaiki aliran darah yang terganggu. Jenis operasi yang dipilih tergantung pada kondisi spesifik pasien dan tingkat kerusakan yang terjadi pada ovarium.
  • Evaluasi dan Perawatan Tambahan: Setelah tindakan pembedahan, pasien biasanya akan dimonitor dengan cermat untuk memastikan aliran darah ovarium telah pulih dengan baik. Perawatan tambahan mungkin diperlukan, seperti antibiotik untuk mencegah infeksi atau perawatan nyeri pasca operasi.
  • Konsultasi dengan Spesialis Ginekologi: Setelah perawatan awal, konsultasi lanjutan dengan spesialis ginekologi biasanya diperlukan untuk evaluasi lebih lanjut dan perencanaan tindak lanjut, terutama jika ada risiko rekurensi atau komplikasi lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *