Neurologi

Status Epilepticus

September 21, 2024

Status Epilepticus

Deskripsi

Status epileptikus terjadi ketika kejang berlangsung lebih dari 5 menit atau ketika kejang terjadi sangat berdekatan dan kesadaran orang tersebut tidak pulih di antara keduanya dalam waktu 30 menit. Penting untuk mengenali status epileptikus agar dapat diobati sesegera mungkin karena status epileptikus dapat mengakibatkan kematian.

Gejala

Gejala Status epileptikus  bergantung pada area otak yang terkena. Status Epileptikus dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu:

  • Status epileptikus konvulsif: Bentuk ini melibatkan guncangan atau kejang yang tidak terkendali di kedua sisi tubuh Anda. Kejang tonik-klonik umum (kejang kelojotan) adalah jenis kejang utama yang dapat berubah menjadi status epileptikus.
  • Status epileptikus non konvulsif: Melibatkan aktivitas kejang tanpa kejang atau gemetar dan gerakan otot yang tidak terkendali di seluruh tubuh. Beberapa gerakan otot kecil mungkin masih terjadi, tetapi biasanya berupa gerakan kecil atau gerakan berulang yang lambat pada tangan atau bagian wajah.

Siapa saja yang berisiko?

Beberapa hal berikut dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengalami status epileptikus :

  • Riwayat cedera kepala
  • Riwayat infeksi atau tumor pada otak
  • Riwayat stroke
  • Otak kekurangan oksigen
  • Kadar gula terlalu rendah pada darah
  • Mengalami beberapa penyakit seperti  penyakit gagal ginjal, gagal hati, diabetes dan infeksi paru berat.

Penyebab

Kejang adalah satu-satunya penyebab status epileptikus.

  • Kejang dengan pemicu: Ini terjadi karena kondisi atau keadaan lain, seperti demam tinggi, penghentian alkohol atau obat-obatan, gula darah rendah, stroke, tumor, dan ensefalitis. Kejang dengan pemicu terjadi sekitar 25% hingga 30% dari seluruh kejang. Jika cedera otak memicu kejang, maka kejang tersebut merupakan gejala kejang akut dan memiliki risiko lebih tinggi untuk berubah menjadi status epileptikus.
  • Kejang yang tidak beralasan: Kejang ini bukan merupakan gejala dari kondisi atau keadaan medis saat ini. Hal ini terjadi ketika otak seseorang lebih mudah menghasilkan kejang spontan. Jenis ini juga mencakup kejang yang terjadi lebih dari tujuh hari setelah sebab tertentu (seperti cedera kepala atau stroke).

Diagnosis

Jika pasien datang ke rumah sakit dalam kondisi kejang, dokter akan memberikan pertolongan pertama terlebih dahulu. Selanjutnya, dokter akan melakukan tanya jawab untuk mendapatkan gejala apa saja yang dialami oleh pasien dan melakukan pemeriksaan fisik umum serta pemeriksaan fisik neurologis (saraf)i.

Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis, yaitu:

  • EEG (elektroensefalografi),yaitu pemeriksaan untuk melihat aktivitas listrik di otak dengan melakukan perekaman aktivitas listrik otak
  • Laboratorium darah lengkap, untuk mengetahui keadaan komposisi darah dalam tubuh serta elektrolit
  • Fungsi ginjal dan hati
  • Analisis gas darah (AGD) yang berfungsi untuk melihat tanda-tanda rendahnya kadar oksigen (hipoksia) dalam tubuh
  • Urin lengkap/pemeriksaan laboratorium air kencing, untuk mengetahui jenis obat-obatan atau NAPZA yang digunakan
  • Tes kehamilan, untuk memastikan penyebab kejang pada wanita
  • Radiologi (CT scan atau MRI kepala), untuk mendeteksi perdarahan, tumor, atau gangguan lain di dalam otak

Pengobatan

Status epileptikus merupakan kondisi kegawatdaruratan yang dapat mengancam jiwa. Segera menuju fasilitas kesehatan terdekat jika anda mengalami status epileptikus.

  • Medikasi/obat
    • Pengobatan adalah kunci dalam menghentikan aktivitas kejang di otak Anda. Mereka juga dapat mengobati komplikasi lain yang disebabkan oleh SE, seperti masalah irama jantung. Obat yang paling mungkin untuk menghentikan kejang secara langsung meliputi:
      • Benzodiazepin: Obat-obatan ini membatasi aktivitas listrik di saraf anda sehingga kejang berhenti. Obat ini biasanya disuntikkan langsung ke tubuh anda atau dimasukkan ke salah satu pembuluh darah.
      • Obat anti kejang: carbamazepine, lamotrigine, asam valproate, levetiracetam dan topiramate
      • Anestesi umum: Dalam kasus yang paling parah, penyedia layanan kesehatan menggunakan anestesi untuk membuat seseorang mengalami koma  secara medis. Ini melindungi otak dan tubuh seseorang dari kerusakan lanjutan akibat Status epileptikus.
      • Intubasi : Intubasi berarti memasukkan selang ke dalam trakea (batang tenggorokan) pasien. Selang itu memastikan tenggorokan seseorang tetap terbuka. Hal ini juga memungkinkan petugas medis untuk menggunakan alat resusitasi manual atau ventilator untuk membantu pernafasan pasien.
      • Mengobati penyebab yang mendasarinya: Ketika seseorang mengalami kejang yang dipicu, mengobati penyebab yang mendasarinya terkadang cukup untuk menghentikan terjadinya kejang. Beberapa contohnya termasuk kejang karena obat-obatan, racun dan toksin, penarikan diri dari alkohol atau obat-obatan terlarang, masalah metabolisme seperti terlalu banyak atau terlalu sedikit natrium atau kalium, dll.
      • Perawatan anti kejang: Pendekatan lainnya adalah dengan mencegah terjadinya kejang sehingga tidak menyebabkan status epileptikus.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *