Obgyn

Pre-eklampsia

September 21, 2024

Pre-eklampsia

Pre-eklampsia adalah suatu kondisi yang menyerang beberapa wanita hamil dimana tekanan terjadinya peningkatan tekanan darah, biasanya pada usia kehamilan trimester 2 (mulai dari minggu ke-20) atau segera setelah bayinya dilahirkan. Pre-eklampsia jarang terjadi sebelum minggu ke-20 kehamilan. Meski kurang umum, kondisi ini juga bisa berkembang pertama kali dalam 4 minggu pertama setelah kelahiran. Kebanyakan orang hanya mengalami gejala ringan, namun penting untuk menangani kondisi ini jika timbul gejala parah atau komplikasi. Umumnya semakin dini terjadinya preeklampsia, kondisinya akan semakin parah.

Gejala

  • Tanda dan gejala awal
    • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
    • Protein dalam urin (proteinuria)
    • Pembengkakan yang tidak biasa, terutama di tangan, kaki, atau wajah. Meskipun pembengkakan umum terjadi selama kehamilan, pembengkakan yang terkait dengan preeklampsia sering kali lebih signifikan.
    • Gejala neurologis, termasuk sakit kepala yang parah, kebingungan, gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur atau cahaya terang yang mengganggu (fotofobia), atau perubahan dalam persepsi visual.
    • Nyeri di bagian atas perut kanan (di bawah tulang rusuk) yang dapat menunjukkan masalah dengan hati atau ginjal.

Namun tekanan darah tinggi saja tidak menandakan preeklampsia. Namun jika protein dalam urin ditemukan bersamaan dengan tekanan darah tinggi, ini merupakan indikator yang baik untuk kondisi tersebut

  • Gejala lebih lanjut
    • Sakit kepala hebat
    • Masalah penglihatan, seperti kabur atau melihat lampu berkedip
    • Nyeri di bawah tulang rusuk
    • Muntah
    • Pembengkakan mendadak pada kaki, pergelangan kaki, wajah dan tangan

Jika tidak segera ditangani, preeklampsia dapat menyebabkan sejumlah komplikasi serius, antara lain :

  • Kejang (eklampsia)
  • Sindrom HELLP (gabungan kelainan hati dan pembekuan darah)
  • Stroke

Namun komplikasi ini jarang terjadi. Tanda utama pre-eklampsia pada bayi dalam kandungan adalah pertumbuhan yang lambat. Hal ini disebabkan oleh buruknya suplai darah melalui plasenta ke bayi. Bayi yang sedang tumbuh menerima lebih sedikit oksigen dan lebih sedikit nutrisi dari yang seharusnya, sehingga dapat mempengaruhi perkembangannya. Kondisi ini disebut pertumbuhan janin intrauterine terhambat. Jika bayi tumbuh lebih lambat dari biasanya, hal ini biasanya akan diketahui saat pemeriksaan antenatal.

Penyebab

Pre-eklampsia diduga disebabkan oleh tidak berkembangnya plasenta dengan baik akibat adanya masalah pada pembuluh darah yang mensuplainya. Penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami.

Plasenta

Plasenta adalah organ yang menghubungkan suplai darah ibu dengan suplai darah bayi yang belum lahir. Makanan dan oksigen melewati plasenta dari ibu ke bayi. Produk limbah dapat berpindah dari bayi kembali ke ibu. Untuk menunjang pertumbuhan bayi, plasenta membutuhkan suplai darah yang banyak dan konstan dari ibu. Pada pre-eklampsia, plasenta tidak mendapatkan cukup darah. Hal ini mungkin terjadi karena plasenta tidak berkembang dengan baik seperti saat terbentuk pada trimester pertama kehamilan. Masalah pada plasenta berarti suplai darah antara ibu dan bayi terganggu. Zat dari plasenta yang rusak mempengaruhi pembuluh darah ibu sehingga menyebabkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Pada saat yang sama, masalah pada ginjal dapat menyebabkan protein penting yang seharusnya tetap berada dalam darah ibu bocor ke dalam urinnya, sehingga mengakibatkan protein dalam urin (proteinuria).

Penyebab Masalah Pada Plasenta

Pada tahap awal kehamilan, sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim. Rahim adalah organ tempat bayi tumbuh selama kehamilan. Sel telur yang telah dibuahi menghasilkan pertumbuhan seperti akar yang disebut vili, yang membantu menempelkannya pada lapisan rahim. Vili mendapatkan nutrisi melalui pembuluh darah di dalam rahim dan akhirnya tumbuh menjadi plasenta. Pada tahap awal kehamilan, pembuluh darah ini berubah bentuk dan melebar. Jika pembuluh darah tidak bertransformasi sepenuhnya, kemungkinan besar plasenta tidak akan berkembang dengan baik karena tidak mendapat nutrisi yang cukup. Hal ini dapat menyebabkan pre-eklampsia. Masih belum jelas mengapa pembuluh darah tidak berubah sebagaimana mestinya. Kemungkinan besar perubahan yang diwariskan pada gen yang ada mempunyai peran tertentu, karena kondisi ini sering kali diturunkan dalam keluarga.

Faktor Risiko

Beberapa faktor telah diidentifikasi yang dapat meningkatkan peluang terkena pre-eklampsia, yaitu:

  • Memiliki masalah medis, seperti diabetes, penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, lupus, atau sindrom antifosfolipid
  • Riwayat pre-eklampsia sebelumnya

Jika memiliki 2 atau lebih hal berikut secara bersamaan, risiko preeklampsia dapat menjadi lebih tinggi :

  • Kehamilan pertama. Pre-eklampsia lebih mungkin terjadi pada kehamilan pertama dibandingkan kehamilan berikutnya
  • Jarak kehamilan sebelumnya 10 tahun
  • Riwayat keluarga dengan pre-eklampsia
  • Usia di atas 40 tahun
  • Obesitas pada awal kehamilan dimana BMI >35

Jika dianggap berisiko tinggi terkena pre-eklampsia, pasien pada umumnya disarankan untuk mengonsumsi aspirin dengan dosis 75 hingga 150 mg setiap hari sejak kehamilan 12 minggu hingga bayi lahir.

Diagnosis

Pre-eklampsia mudah didiagnosis melalui pemeriksaan rutin yang dilakukan saat hamil. Selama pemeriksaan antenatal ini, tekanan darah diperiksa secara teratur untuk mengetahui tanda-tanda tekanan darah tinggi dan sampel urin diuji untuk mengetahui apakah mengandung protein. Jika terdapat salah satu gejala pre-eklampsia pada saat pemeriksaan antenatal, segera konsultasikan dengan dokter.

  • Tekanan darah

Tekanan darah adalah ukuran kekuatan darah pada dinding arteri (pembuluh darah utama) saat mengalir melalu pembuluh darah tersebut. Ini diukur dalam milimeter air raksa (mmHg) dan dicatat sebagai 2 angka:

  • Tekanan sistolik, yaitu tekanan saat jantung berdetak dan mengeluarkan darah
  • Tekanan diastolik, yaitu tekanan saat jantung beristirahat diantara detak

Pembacaan sistolik dilakukan terlebih dahulu, baru kemudian pembacaan diastolik. Jika misalnya tekanan darah sistolik adalah 120 mmHg dan tekanan darah diastolik adalah 80 mmHg, maka tekanan darah keseluruhan akan menjadi 120 per 80, yang biasa ditulis 120/80. Tekanan darah tinggi selama kehamilan biasanya didefinisikan sebagai angka sistolik 140 mmHg atau lebih, atau angka diastolik 90 mmHg atau lebih.

  • Tes urine
    Sampel urine biasanya diminta pada setiap pertemuan antenatal. Ini dapat dengan mudah diuji proteinnya menggunakan dipstick. Dipstick adalah selembar kertas yang telah diberi bahan kimia sehingga bereaksi terhadap protein, biasanya dengan mengubah warna. Jika hasil tes dipstick positif mengandung protein, dokter mungkin akan meminta sampel urin lain untuk dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan lebih lanjut.
  • Tes darah
    Pemeriksaan ini mengukur tingkat protein yang disebut faktor pertumbuhan plasenta. Jika kadar faktor pertumbuhan plasenta tinggi, kemungkinan besar bukan preeklampsia. Jika kadar faktor pertumbuhan plasenta rendah, hal ini mungkin merupakan tanda preeklampsia, namun diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan diagnosisnya.
  • Tes lebih lanjut di rumah sakit
    Sebaiknya dilakukan rujukan ke dokter spesialis di rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut dan pemantauan lebih sering. Tergantung pada Tingkat keparahan, pasien mungkin bisa pulang setelah pemeriksaan awal dan sering melakukan rawat jalan. Dalam kasus yang parah, pasien dapat perlu tinggal di rumah sakit untuk observasi lebih dekat.

Penanganan

Pre-eklampsia hanya bisa disembuhkan dengan melahirkan bayi. Jika menderita pre-eklampsia, pasien akan diawasi secara ketat hingga bayi dapat dilahirkan. Setelah didiagnosis, pasien akan dirujuk ke spesialis rumah sakit untuk penilaian lebih lanjut dan perawatan yang diperlukan. Pasien mungkin dapat kembali ke rumah setelahnya dan melakukan pemeriksaan rutin. Pasien mungkin dirawat di rumah sakit untuk pemantauan dan perawatan jika ada kekhawatiran pada pasien dan bayinya.

  • Pemantauan di rumah sakit

Saat berada di rumah sakit, pasien dan bayinya akan diawasi dengan :

  • Melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur untuk mengidentifikasi adanya peningkatan abnormal
  • Mengambil sampel urin secara teratur untuk mengukur kadar protein
  • Menjalani berbagai tes darah, misalnya untuk memeriksa kesehatan ginjal dan hati
  • Melakukan pemeriksaan USG untuk memeriksa aliran darah melalui plasenta, mengukur pertumbuhan bayi, dan berapa banyak cairan ketuban yang ada
  • Memantau detak jantung bayi secara elektronik menggunakan proses yang disebut kardiotokografi, yang dapat mendeteksi stress atau tekanan apapun pada bayi
  • Obat darah tinggi

Obat dianjurkan untuk membantu menurunkan tekanan darah. Obat-obatan ini mengurangi kemungkinan komplikasi serius, seperti stroke. Beberapa obat yang biasa digunakan yaitu labetalol, nifedipine atau metildopa.

  • Obat-obatan lainnya

Obat antikonvulsan mungkin diresepkan untuk mencegah kejang jika pasien menderita pre-eklampsia berat dan bayi akan lahir dalam 24 jam, atau jika pasien mengalami kejang.

  • Melahirkan bayi

Dalam sebagian besar kasus preeklampsia, dianjurkan untuk melahirkan bayi pada minggu ke-37 hingga ke-38 kehamilan. Hal ini mungkin berarti bahwa persalinan harus dimulai secara buatan (dikenal sebagai persalinan induksi) atau pasien mungkin perlu menjalani operasi Caesar. Melahirkan bayi lebih awal juga dapat mengurangi risiko komplikasi pre-eklampsia. Jika kondisi menjadi lebih parah sebelum minggu ke-37 dan terdapat kekhawatiran serius mengenai kesehatan pasien, persalinan lebih awal mungkin diperlukan. Persalinan sebelum usia 37 minggu dikenal sebagai kelahiran prematur dan bayi yang lahir sebelum usia tersebut mungkin belum berkembang sepenuhnya.

  • Setelah melahirkan

Meskipun pre-eklampsia biasanya membaik segera setelah bayi lahir, komplikasi terkadang dapat timbul beberapa hari kemudian. Pasien mungkin perlu dirawat di rumah sakit setelah melahirkan agar dapat diawasi. Tekanan darah akan diukur secara teratur dan mungkin akan diberikan obat jika tekanan darah terlalu tinggi, jika belum minum obat. Bayi mungkin juga perlu diawasi dan dirawat di unit perawatan intensif neonatal di rumah sakit jika  lahir prematur. Unit-unit ini memiliki fasilitas yang dapat meniru fungsi rahim dan memungkinkan bayi berkembang sepenuhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *