Endrokrinologi
Penyakit Addison
September 25, 2024
Deskripsi
Penyakit Addison atau insufisiensi kelenjar adrenal primer merupakan salah satu kelainan langka pada kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal merupakan dua kelenjar kecil yang terletak di atas ginjal. Kelenjar tersebut menghasilkan dua hormon penting, yaitu hormon kortisol dan aldosteron. Pada penyakit Addison, kelenjar adrenal mengalami kerusakan sehingga tidak dapat memproduksi hormon kortisol atau aldosterone dalam jumlah normal. Penyakit ini dapat terjadi pada seluruh usia, namun lebih sering terjadi pada usia 30 hingga 50 tahun. Penyakit ini juga lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki.
Gejala
Gejala awal dari penyakit Addison tidak jelas dan mirip dengan gangguan kesehatan lainnya. Gejala awal dari penyakit ini dapat berupa:
- Kelelahan
- Kelemahan otot
- Penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan yang tidak disengaja
- Mual, muntah
Seiring waktu, penyakit ini akan mengalami perburukan dan pasien akan mengalami gejala lainnya, seperti:
- Nyeri perut hilang timbul
- Nyeri atau kram otot
- Bercak kulit yang lebih gelap dibandingkan kulit di sekitarnya, seperti di daerah ketiak, puting, lipatan tangan, bagian dalam mulut (atas bibir dan atas gusi), dan daerah yang mengalami tekanan
- Pusing pada saat posisi berdiri
- Perubahan suasana hati, seperti depresi dan mudah tersinggung
Beberapa orang dengan penyakit Addison juga mengalami penurunan kadar gula dalam darah (disebut hipoglikemia) yang menimbulkan gejala, seperti kesulitan berkonsentrasi, kebingungan, cemas, hingga tidak sadarkan diri.
Penyebab
Penyakit Addison terjadi ketika lapisan luar kelenjar adrenal (korteks adrenal) mengalami kerusakan sehingga mengurangi produksi hormon kortisol dan aldosteron. Kerusakan pada korteks adrenal disebabkan oleh sistem imun tubuh kita sendiri atau disebut dengan gangguan autoimun. Tidak ada penjelasan mengapa beberapa orang mengalami masalah pada sistem kekebalan tubuhnya, meskipun kondisi ini dapat diturunkan dari pihak keluarga atau bersifat genetik.
Penegakan Diagnosis
Penegakan diagnosis penyakit Addison dilakukan berdasarkan tanda dan gejala, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan. Pasien akan ditanyakan terkait keluhan yang dialami, kemudian dilakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda khas pada penyakit ini, yaitu perubahan warna kulit menjadi kecoklatan atau lebih gelap di beberapa bagian tubuh, seperti di area lipatan, bagian dalam mulut (atas bibir dan atas gusi), dan daerah yang mengalami tekanan. Pasien juga cenderung memiliki tekanan darah yang rendah sehingga mengeluh pusing saat berdiri setelah berbaring. Selanjutnya dapat dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang, meliputi:
- Pemeriksaan laboratorium
- Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan, meliputi pemeriksaan kadar natrium, kalium, dan kortisol. Pasien dengan penyakit Addison biasanya menunjukkan hasil pemeriksaan kadar natrium yang rendah, kalium yang tinggi, atau kortisol yang rendah. Selain itu, pemeriksaan tambahan lainnya berupa gula darah dapat menunjukkan hasil yang rendah, serta antibodi adrenal (antibodi yang dirancang untuk menyerang kelenjar adrenal) menunjukkan hasil positif.
- Tes stimulasi synacthen
- Synacthen merupakan salinan hormon adrenokortikotropik (ACTH) buatan manusia (sintetis). ACTH secara alami diproduksi oleh kelenjar pituitari untuk mendorong kelenjar adrenal memproduksi kortisol dan aldosteron. Ketika synacthen diberikan, maka kelenjar adrenal akan merespon dengan cara yang sama seperti ACTH dengan melepaskan hormon kortisol dan steroid lainnya ke dalam darah. Sampel darah akan diambil untuk pemeriksaan kadar kortisol pada waktu sebelum pemberian synacthen, setelah 30 menit, dan setelah 60 menit. Jika kadar ACTH tinggi, namun kadar kortisol dan aldosteron rendah, maka hasil ini dapat mengkonfirmasi diagnosis penyakit Addison.
- Tes fungsi tiroid
- Pasien dengan penyakit Addison sering memiliki kelenjar tiroid yang kurang aktif dalam memproduksi hormon tiroid (disebut hipotiroid).
- Pemeriksaan radiologi
- CT scan atau MRI dapat dilakukan untuk mengevaluasi struktur maupun kelainan lainnya pada kelenjar adrenal.
Pengobatan
Pengobatan pada penyakit Addison adalah pemberian steroid (kortikosteroid) seumur hidup. Obat golongan kortikosteroid digunakan untuk menggantikan hormon kortisol dan aldosteron yang diproduksi dalam jumlah rendah oleh kelenjar adrenal. Obat ini diminum dalam bentuk tablet sebanyak 2 atau 3 kali sehari. Obat kortikosteroid yang disebut hidrokortison biasanya digunakan untuk menggantikan hormon kortisol. Sementara aldosteron digantikan oleh obat yang disebut fludrokortison. Secara umum, obat-obatan yang digunakan untuk penyakit Addison tidak memiliki efek samping, kecuali dikonsumsi dalam dosis terlalu tinggi. Jika mengonsumsi obat kortikosteroid dengan dosis tinggi dalam jangka waktu lama, terdapat risiko terjadinya masalah kesehatan, seperti pengeroposan tulang (osteoporosis), perubahan suasana hati, dan kesulitan tidur (insomnia).
Komplikasi
Jika penyakit Addison tidak diobati, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi yang disebut krisis adrenal. Pada kondisi ini, gejala yang muncul akan lebih parah. Jika pasien mengalami krisis adrenal, maka akan diberikan suntikan steroid serta cairan yang mengandung garam dan glukosa.