Obgyn

Mioma Uteri

September 19, 2024

Mioma Uteri

Mioma uteri, juga dikenal sebagai fibroid atau leiomioma, adalah tumor jinak yang tumbuh dari otot rahim atau dinding rahim. Ini adalah kondisi yang umum pada wanita usia reproduktif dan dapat bervariasi dalam ukuran dan jumlahnya. Mioma biasanya terdiri dari jaringan otot rahim yang padat dan ditutupi oleh lapisan jaringan ikat. Mereka dapat tumbuh sendiri atau dalam kelompok (multiple), dan dapat berkembang secara bertahap dari waktu ke waktu

Faktor Risiko

  • Usia: Risiko mioma uteri meningkat dengan bertambahnya usia, khususnya pada wanita usia reproduktif dan sebelum menopause.
  • Ras dan Etnis: Wanita kulit hitam memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan mioma uteri dibandingkan dengan wanita dari ras lainnya.
  • Riwayat Keluarga: Memiliki riwayat keluarga dengan mioma uteri meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi ini. Faktor genetik mungkin berperan dalam predisposisi ini.
  • Hormon: Mioma uteri sangat dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron. Risiko meningkat pada wanita yang memiliki kadar hormon ini yang tinggi, misalnya pada masa subur atau saat penggunaan terapi hormon pengganti yang tidak seimbang.
  • Obesitas: Wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan mioma uteri, mungkin karena obesitas berhubungan dengan kadar hormon yang tidak seimbang.
  • Awal Menstruasi dan Menopause yang Terlambat: Memiliki menarche (menstruasi pertama) pada usia muda atau menopause yang terlambat juga dapat meningkatkan risiko mioma uteri.
  • Kehamilan: Risiko mioma uteri tampaknya lebih rendah pada wanita yang telah melahirkan beberapa anak, meskipun hubungan pasti ini masih diperdebatkan.

Konsumsi Alkohol dan Kafein: Konsumsi alkohol dan kafein yang tinggi telah dikaitkan dengan peningkatan risiko mioma uteri dalam beberapa studi.

Tanda dan Gejala

  • Perdarahan Abnormal: Perdarahan menstruasi yang berat (menorrhagia) adalah gejala yang paling umum terkait mioma uteri. Wanita dengan mioma dapat mengalami menstruasi yang lebih lama atau lebih berat dari biasanya, kadang-kadang disertai dengan gumpalan darah.
  • Anemia: Karena kehilangan darah yang berlebihan selama menstruasi, wanita dengan mioma uteri dapat mengalami anemia yang menyebabkan kelelahan atau kelemahan umum.
  • Nyeri Panggul atau Perut: Mioma yang besar atau yang terletak dekat dengan lapisan dalam rahim (submukosa) dapat menyebabkan nyeri panggul atau perut bagian bawah, terutama saat menstruasi atau hubungan seksual.
  • Pembesaran Perut: Mioma yang besar dapat menyebabkan perut terlihat membesar atau terasa berat.
  • Frekuensi Buang Air Kecil Meningkat: Mioma yang menekan kandung kemih dapat menyebabkan seringnya buang air kecil atau rasa perlu buang air kecil lebih sering.
  • Sakit Punggung Bawah: Mioma yang menekan pada organ lain dalam panggul, seperti usus, dapat menyebabkan nyeri punggung bagian bawah atau konstipasi.
  • Kesulitan Hamil: Mioma yang besar atau yang mengganggu bentuk rahim dapat mempengaruhi kemampuan wanita untuk hamil atau meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan.
  • Gejala Urinari: Mioma yang menekan pada ureter (saluran yang menghubungkan ginjal ke kandung kemih) dapat menyebabkan masalah seperti infeksi saluran kemih atau pembengkakan ginjal (hidronefrosis).

Diagnosis

  • Anamnesis (Riwayat Medis): Dokter akan mengumpulkan informasi tentang gejala yang dialami oleh pasien, seperti perdarahan menstruasi yang berat, nyeri panggul atau perut, pembesaran perut, atau masalah lain yang mungkin terkait.
  • Pemeriksaan Fisik: Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi ukuran dan bentuk rahim, serta untuk mencari tanda-tanda mioma uteri seperti pembesaran atau deformitas rahim.
  • Pemeriksaan Penunjang:
    • Ultrasonografi Panggul: Ini adalah pemeriksaan utama untuk mendeteksi mioma uteri. Ultrasonografi dapat membantu mengidentifikasi lokasi, ukuran, jumlah, dan karakteristik mioma.
    • MRI Panggul: MRI dapat memberikan gambaran yang lebih detail dan akurat tentang mioma, terutama jika ultrasonografi tidak memberikan informasi yang cukup.
    • Histerosonografi: Jenis ultrasonografi di mana cairan disuntikkan ke dalam rongga rahim untuk memperjelas gambaran dan lokasi mioma yang tumbuh di dalam rahim (submukosa).
    • Histerosalpingografi: Pemeriksaan menggunakan sinar-X untuk melihat rongga rahim dan saluran tuba falopi, dapat membantu mengevaluasi mioma yang mempengaruhi bentuk rongga rahim.
  • Laparoskopi: Prosedur bedah mini-invasif di mana dokter memasukkan alat optik kecil (laparoskop) melalui sayatan kecil di perut untuk melihat langsung organ panggul. Laparoskopi biasanya tidak selalu diperlukan untuk diagnosis mioma uteri, tetapi dapat dilakukan jika terdapat indikasi lain atau jika dokter perlu mengonfirmasi diagnosis dan merencanakan intervensi bedah.

Penanganan

  • Pengamatan atau Pengawasan: Jika mioma uteri kecil dan tidak menyebabkan gejala yang signifikan, dokter dapat memilih untuk hanya mengamati atau mengawasi perkembangannya secara berkala tanpa melakukan intervensi medis.
  • Obat-obatan: Terapi obat dapat direkomendasikan untuk mengelola gejala mioma uteri, seperti perdarahan menstruasi yang berat atau nyeri panggul. Pilihan obat-obatan termasuk:
    • NSAIDs (Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs): Obat antiinflamasi non-steroid dapat membantu mengurangi rasa sakit dan nyeri.
    • Pil kontrasepsi: Pil kontrasepsi oral atau hormon dapat membantu mengatur siklus menstruasi dan mengurangi perdarahan berlebihan.
    • Agonis hormon pelepas hormon gonadotropin (GnRH): Obat-obatan ini dapat menurunkan kadar hormon estrogen dan mengurangi ukuran mioma, sering digunakan sebagai persiapan sebelum operasi.
  • Prosedur Bedah: Jika mioma uteri menyebabkan gejala yang parah atau mempengaruhi kualitas hidup, atau jika ukurannya besar, intervensi bedah mungkin direkomendasikan. Beberapa pilihan prosedur bedah meliputi:
    • Miomektomi: Prosedur untuk mengangkat mioma uteri tetapi mempertahankan rahim. Ini dapat menjadi pilihan untuk wanita yang ingin mempertahankan kemampuan reproduksinya.
    • Histerektomi: Prosedur untuk mengangkat seluruh rahim. Ini merupakan pilihan terakhir jika mioma sangat besar, atau jika ada risiko kanker atau kondisi lain yang serius.
    • Embolisasi Arteri Uterin: Prosedur non-bedah di mana arteri yang memasok darah ke mioma dihentikan, mengurangi ukuran mioma dan gejalanya.
  • Teknik Ablasi: Beberapa teknik ablasi endometrium (misalnya, ablasi dengan radiofrekuensi) dapat digunakan untuk mengobati perdarahan menstruasi berat yang disebabkan oleh mioma, terutama jika pasien ingin mempertahankan rahimnya.
  • Manajemen Fertilitas: Jika pasien ingin hamil, terkadang mioma uteri dapat mempengaruhi kesuburan. Pengelolaan ini mungkin melibatkan perencanaan operasi untuk mengangkat mioma yang mengganggu kehamilan atau menggunakan teknologi reproduksi bantu seperti fertilisasi in vitro (IVF).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *