Obgyn
Mastitis
September 19, 2024
Mastitis adalah suatu kondisi peradangan pada jaringan payudara, yang umumnya terjadi pada ibu yang sedang menyusui (mastitis laktasional) namun juga bisa terjadi pada wanita yang tidak sedang menyusui (mastitis non-laktasional). Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, meskipun bisa juga disebabkan oleh penyumbatan saluran susu atau tekanan yang berlebihan pada payudara.
Faktor Risiko
- Teknik Menyusui yang Tidak Benar: Salah teknik menyusui seperti bayi tidak mengambil puting susu dengan baik atau terlalu keras menarik puting susu bisa meningkatkan risiko iritasi dan keretakan pada puting susu.
- Saluran Susu Tersumbat: Penyumbatan saluran susu dapat menghambat aliran ASI dan meningkatkan risiko infeksi.
- Kulit Kering atau Retak: Kulit kering atau retak di sekitar puting susu dapat membuatnya lebih rentan terhadap infeksi.
- Penggunaan Bra yang Tidak Sesuai: Bra yang terlalu ketat atau berbahan tidak sesuai dapat mengiritasi kulit dan menyebabkan masalah pada puting susu.
- Riwayat Mastitis Sebelumnya: Jika pernah mengalami mastitis sebelumnya, risiko untuk mengembangkan kondisi ini lagi dapat meningkat.
- Masalah dengan Penyusuan: Kesulitan awal dalam menyusui atau frekuensi menyusui yang tinggi dapat mempengaruhi kesehatan payudara.
- Penurunan Sistem Kekebalan Tubuh: Keadaan di mana sistem kekebalan tubuh melemah bisa membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi.
- Penggunaan Alat Penyusuan: Penggunaan pompa ASI atau alat lain untuk menyusui yang tidak steril atau digunakan dengan cara yang tidak benar dapat meningkatkan risiko infeksi.
- Kondisi Kesehatan yang Mendasarinya: Beberapa kondisi seperti diabetes, gangguan imun, atau luka pada payudara juga dapat meningkatkan risiko mastitis.
Gejala
- Nyeri atau rasa sakit yang hebat pada satu payudara atau kedua payudara.
- Payudara terasa panas dan meradang saat disentuh.
- Kemerahan atau perubahan warna pada kulit payudara.
- Pembengkakan pada payudara atau perubahan tekstur kulit menjadi kasar.
- Demam dan menggigil.
- Nyeri atau ketidaknyamanan saat menyusui.
- Munculnya benjolan atau area yang terasa keras di dalam payudara.
Diagnosis
- Anamnesis dan Riwayat Klinis: Dokter akan mengumpulkan informasi tentang gejala yang dialami pasien, seperti nyeri pada payudara, perubahan warna atau tekstur kulit, demam, serta riwayat menyusui atau kondisi lain yang relevan.
- Pemeriksaan Fisik: Dilakukan pemeriksaan langsung terhadap payudara yang terkena mastitis. Ini meliputi penilaian adanya peradangan, kemerahan, pembengkakan, atau kekerasan pada jaringan payudara. Dokter juga akan memeriksa suhu tubuh pasien untuk menilai keparahan infeksi.
- Pengujian Laboratorium (jika diperlukan): Tes darah dapat dilakukan untuk mengukur jumlah sel darah putih yang meningkat, yang bisa menunjukkan adanya infeksi. Jika diperlukan, dokter juga dapat melakukan kultur bakteri dari cairan payudara untuk mengidentifikasi jenis bakteri penyebab infeksi.
- Eksklusi Diagnosis lain: Dokter akan memastikan bahwa gejala yang dialami pasien tidak disebabkan oleh kondisi lain yang mirip dengan mastitis, seperti abses payudara atau kondisi non-infeksi lainnya yang dapat menyerupai gejala mastitis.
- Konsultasi Tambahan (jika diperlukan): Dalam kasus yang kompleks atau jika mastitis tidak merespons terhadap pengobatan awal, dokter dapat merujuk pasien ke spesialis bedah payudara atau ahli laktasi untuk penanganan lebih lanjut.
Penanganan
Penanganan mastitis meliputi pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri, istirahat yang cukup, kompres hangat pada payudara untuk meredakan nyeri, dan memastikan teknik menyusui yang benar. Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis yang tepat dan penanganan yang cepat guna mencegah komplikasi lebih lanjut seperti abses payudara. Beberapa penanganan awal mastitis yang dapat dilakukan di rumah:
- Letakkan kain hangat di atas payudara untuk membantu meredakan rasa sakit.
- Istirahat dan minum banyak cairan.
- Konsumsi acetaminophen atau ibuprofen untuk meredakan rasa sakit atau demam.
- Lanjutkan menyusui dan mulailah memberi makan bayi dengan payudara yang sakit terlebih dahulu.
- Hindari bra yang terlalu ketat.
Pencegahan
- Pastikan untuk mengosongkan sepenuhnya susu dari payudara saat menyusui.
- Biarkan bayi mengosongkan satu payudara secara lengkap sebelum beralih ke payudara yang lain.
- Ubah posisi menyusui setiap kali memberi makan.
- Pastikan bayi mengisap payudara dengan benar saat menyusui.
Bagaimana panduan menyusui yang benar?
- Pegang bayi dengan hidungnya sejajar dengan puting susu.
- Biarkan kepala bayi sedikit tertelungkup sehingga bibir atasnya menyentuh puting susu sehingga mulut terbuka lebar.
- Ketika mulut bayi terbuka lebar, dekatkan ke payudara.
- Arahkan puting susu ke langit-langit mulut.
- Saat bayi membuka mulut, puting susu dan sebagian besar areola (area di sekitar puting susu) harus masuk ke dalam mulut bayi dengan dalam.
- Ketika bayi menyusu dengan benar, dagunya akan tertekan ke dalam payudara.
- Hidung bayi harus terbuka untuk bernafas dengan mudah. Idealnya, hidung harus sedikit miring saat menyusui.
- Bayi baru lahir bernafas melalui hidung. Jika mereka tidak dapat bernapas dengan bebas, bayi akan melepaskan payudara.
- Dalam posisi yang benar, bayi akan dapat mengisap, menelan, dan bernapas dengan nyaman.
- Jika hidung bayi terlihat tersumbat, geser bagian bawah mereka lebih dekat kepada. Hal ini akan menciptakan kemiringan kepala dan membebaskan hidung mereka.
- Semakin dalam mulut bayi menempel, semakin nyaman akan merasa dan semakin baik bayi akan menyusu.
- Areola akan terlihat lebih banyak di atas bibir atas mereka daripada di bawah bibir bawah bayi.
- Pipi bayi akan terlihat lebih penuh.
- Bayi akan mengisap dengan cepat pada awalnya, diikuti oleh isapan yang lebih lama.
Kapan harus mencari bantuan dari profesional medis?
Mastitis sering kali merupakan penyakit ringan, tetapi bisa menyebabkan gejala yang parah. Cari perawatan medis profesional jika:
- Gejala tidak membaik dalam 24 jam, meskipun terus menyusui.
- Terjadi mastitis tanpa menyusui.
- Gejala tidak membaik dalam 48 jam setelah memulai pengobatan dengan antibiotik.