Penyakit
Insomnia
September 21, 2024
Insomnia adalah kondisi dimana penderita mengalami kesusahan dalam memulai tidur, mempertahankan tidur atau bangun terlalu dini dan tidak bisa tertidur kembali.
Tipe
Berdasarkan penyebabnya insomnia dapat dibagi menjadi:
- Insomnia Primer (tanpa adanya penyakit lain)
- Insomnia Sekunder (disebabkan/disertai penyakit lain)
Berdasarkan gejalanya insomnia dapat dibagi menjadi:
- Insomnia tipe early (susah memulai tidur)
- Insomnia tipe middle (sering terbangun saat tidur di malam hari)
- Insomnia tipe late (terbangun terlalu dini dan tidak bisa tidur kembali)
Gejala
Insomnia memiliki gejala seperti susah memulai hingga mempertahankan tidur (seperti sering terbangun), terbangun terlalu dini dan tidak bisa tidur kembali. Penderita insomnia akan selalu merasa kurang tidur sehingga mempengaruhi aktivitasnya sehari-hari seperti lelah, mengantuk pada siang hari, menurunnya kemampuan kognitif, gelisah, cemas, suasana hati yang buruk dan sulit berkonsentrasi. Selain itu insomnia juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi hingga penyakit jantung.
Siapa saja yang berisiko?
Beberapa hal berikut dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengalami insomnia:
- Wanita
- Kondisi yang mengakibatkan terjadinya perubahan hormon: menstruasi, hamil, menopause (sudah tidak mengalami menstruasi lagi)
- Usia di atas 60 tahun
- Riwayat menderita gangguan kesehatan fisik hingga mental sejak lama
- Orang yang mengalami perubahan jadwal aktivitas
- Orang dengan tingkat stress yang tinggi
Penyebab
Beberapa hal seperti faktor genetik, gangguan mekanisme pengaturan tidur-bangun oleh sistem saraf, faktor emosional seperti cemas dan stress diketahui merupakan salah satu penyebab gangguan ini.
Diagnosis
Insomnia didiagnosis dengan melakukan tanya jawab antara dokter dan pasien. Kriteria insomnia yaitu:
- Gangguan tidur yang mengganggu kehidupan penderita
- Sulit tidur minimal 3 malam dalam 1 minggu dan sudah berlangsung selama 3 bulan
- Penderita tetap sulit tidur meskipun mempunyai cukup waktu untuk tidur.
Pada kondisi tertentu dokter mungkin melakukan pemeriksaan tambahan yaitu polisomnografi. Polisomnografi adalah suatu pemeriksaan menggunakan alat yang ditempelkan di kepala untuk menilai kualitas tidur penderita.
Pengobatan
Penanganan utama pada insomnia adalah terapi perilaku kognitif yang terdiri dari:
- Sleep Restriction (Dokter akan mengatur waktu yang diperlukan pasien untuk tidur. Diawali dengan waktu tidur yang lebih sedikit dari normal kemudian ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai kebutuhan tidur pasien yang optimal)
- Kontrol Stimulus (rebahan hanya untuk tidur ketika mengantuk, tempat tidur hanya untuk tidur dan aktivitas seksual, jika tidak bisa tidur pergi ke ruangan lain dan kembali lagi ke kamar tidur saat sudah mengantuk, bangun di jam yang sama pada pagi hari tanpa menghitung jam berapa mulai tidur, jangan tidur siang)
- Sleep Hygiene (Strategi meningkatkan kualitas tidur dengan relaksasi otot, autogenic training atau suatu metode relaksasi untuk tidur, olahraga yang cukup, mengatur cahaya suhu dan suasana yang nyaman untuk tidur.
- Relaksasi (beberapa metode relaksasi yang dapat dilakukan adalah relaksasi otot, autogenic training, imagery training dan meditasi)
- Cognitive reappraisal : penilaian ulang atau meluruskan keyakinan pasien yang salah terhadap insomnia dan penyebabnya)
- Kontrol Kognitif : pasien diminta untuk duduk dengan nyaman dan menulis daftar hal-hal yang menyebabkan cemas dan menulis rencana apa yang harus dilakukan esok hari. Hal ini dilakukan sebelum tidur dengan harapan bahwa semua kecemasan telah dikeluarkan dari pikiran sehingga secara emosi pasien merasa lebih tenang dan siap untuk tidur.