Endrokrinologi

Hipoglikemia

September 25, 2024

Hipoglikemia

Deskripsi

Hipoglikemia merupakan kondisi dimana kadar gula di dalam darah lebih rendah dari 70 mg/dL. Hipoglikemia biasanya terjadi pada penderita diabetes melitus tipe 1, diikuti oleh penderita diabetes melitus tipe 2 yang mendapatkan terapi insulin atau beberapa jenis obat diabetes oral, seperti sulfonilurea. Kondisi ini perlu mendapatkan pengobatan sesegera mungkin agar tidak bertambah buruk.

Gejala

Hipoglikemia terdiri atas dua derajat keparahan, yaitu ringan dan berat. Gejala dari hipoglikemia ringan, meliputi:

  • Merasa lapar
  • Berkeringat
  • Merasa gemetar
  • Jantung berdebar
  • Penglihatan kabur
  • Penurunan kesadaran, seperti gelisah dan bingung
  • Merasa lemah

Pasien yang menderita hipoglikemia derajat berat dapat mengalami gejala berikut:

  • Kejang
  • Tidak sadarkan diri

Penyebab

Hipoglikemia terjadi karena ketidakseimbangan antara suplai glukosa ke sel-sel tubuh, penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh, dan dosis insulin yang digunakan untuk terapi. Faktor risiko terjadinya hipoglikemia pada pasien diabetes melitus sering berkaitan dengan penggunaan insulin dan obat oral yang merangsang produksi insulin (seperti sulfonilurea), diantaranya:

  • Dosis insulin dan obat oral (sulfonilurea) yang berlebihan atau salah aturan pakai
  • Asupan glukosa berkurang akibat lupa makan atau puasa
  • Penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh yang meningkat, seperti pada saat dan setelah olahraga
  • Riwayat penyakit gagal ginjal

Pengobatan

Jika pasien menderita diabetes melitus dan mengalami gejala hipoglikemia, sebaiknya melakukan pemeriksaan kadar gula darah sendiri jika memungkinkan. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan kadar gula darah <70 mg/dL dan pasien masih sadar, maka perlu dilakukan penanganan sebagai berikut:

  1. Makan atau minum sesuatu yang dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, seperti larutan glukosa 15 gram (2-3 sendok makan glukosa yang dilarutkan dalam air), segelas kecil jus buah atau minuman bersoda manis, 5 tablet glukosa atau dekstrosa, 4 permen jelly berukuran besar, atau 2 tube gel glukosa
  2. Periksa kembali gula darah setelah 10 hingga 15 menit. Jika gula darah masih di bawah 70 mg/dL, maka minum atau makan sesuatu yang manis dan periksa kembali gula darah setelah 10 menit
  3. Setelah gejala membaik dan kadar gula darah di atas 70 mg/dL, makan sesuatu yang dapat menjaga kadar gula darah dalam waktu lama, seperti roti atau nasi.

Jika pasien dalam kondisi tidak sadar, maka pasien dapat diberikan suntikan glukagon jika keluarga atau kerabat dekat mengetahui cara pemberiannya. Jika tidak tersedia glukagon, maka harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Jika pasien telah mendapatkan glukagon dan kesadarannya pulih, maka dapat diberikan makanan yang mengandung karbohidrat untuk mencegah hipoglikemia berulang. Namun, jika kadar gula darah belum mencapai target, maka akan diberikan dekstrosa 20%. Selanjutnya, akan dilakukan monitoring setiap 1-2 jam untuk mengetahui apakah terjadi hipoglikemia berulang pada pasien. Jika terjadi hipoglikemia berulang, maka pasien akan diberikan dekstrosa 20% lagi.

Pencegahan

Kejadian hipoglikemia pada pasien diabetes melitus dapat dicegah. Berikut hal yang dapat dilakukan untuk mencegah hipoglikemia:

  • Mengetahui gejala dan faktor pencetus terjadinya hipoglikemia
  • Menggunakan insulin atau obat oral sesuai dengan dosis dan waktu yang dianjurkan
  • Melakukan pengecekan gula darah secara rutin
  • Membawa makanan atau minuman yang dapat meningkatkan gula darah dengan cepat, seperti minuman manis, permen, atau tablet glukosa
  • Membawa perlengkapan suntikan glukagon
  • Memastikan bahwa keluarga atau kerabat dekat mengetahui cara menangani kondisi hipoglikemia yang berat (jika pasien tidak sadarkan diri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *