Endrokrinologi
Hipertiroid
September 25, 2024
Deskripsi
Hipertiroid merupakan kondisi ketika kelenjar tiroid terlalu aktif dan menghasilkan banyak hormon tiroid. Produksi hormon tiroid yang tinggi menyebabkan kadar hormon tiroid menjadi tinggi di dalam aliran darah dan menimbulkan beberapa gejala. Hormon tiroid berperan dalam mengatur beberapa fungsi tubuh, seperti pernapasan, detak jantung, berat badan, pencernaan, dan suasana hati. Dengan jumlah hormon yang berlebih, maka proses dan fungsi tubuh tersebut akan mengalami peningkatan.
Gejala
Gejala yang umumnya terjadi pada hipertiroid, meliputi:
- Penurunan berat badan
- Nafsu makan bertambah
- Mudah merasa kepanasan (intoleransi terhadap suhu panas)
- Berkeringat banyak
- Detak jantung yang cepat atau tidak teratur (berdebar-debar)
- Kelelahan
- Rambut rontok
- Gangguan tidur
- Perubahan suasana hati, seperti cemas, mudah tersinggung
- Bengkak pada bagian depan leher
Penyebab
Kelenjar tiroid dapat menjadi lebih aktif dan memproduksi hormon tiroid secara berlebihan karena berbagai penyebab, antara lain:
- Penyakit Graves, merupakan penyakit autoimun yang terjadi akibat sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang kelenjar tiroid
- Nodul tiroid, merupakan benjolan padat kelenjar tiroid yang berisi cairan yang meningkatkan lebih banyak produksi hormon tiroid
- Tiroiditis, merupakan peradangan pada kelenjar tiroid
- Adenoma hipofisis, merupakan tumor jinak (non-kanker) pada kelenjar hipofisis
- Kanker tiroid
- Obat-obatan tertentu, seperti obat jantung dan yodium
- Mengonsumsi terlalu banyak obat hipotiroid (kadar hormon tiroid yang rendah)
Berdasarkan penyebabnya, hipertiroid juga diklasifikasikan menjadi dua, yaitu hipertiroid primer dan hipertiroid sekunder. Hipertiroid primer disebabkan oleh adanya kerusakan pada kelenjar tiroid yang dapat disebabkan oleh penyakit Graves, nodul tiroid, tiroiditis, atau kanker tiroid. Sementara hipertiroid sekunder terjadi karena adanya gangguan di luar kelenjar tiroid, seperti tumor kelenjar hipofisis.
Penegakan Diagnosis
Hipertiroid didiagnosis berdasarkan tanda, gejala, serta hasil pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang umumnya dilakukan, meliputi:
- Pemeriksaan laboratorium fungsi tiroid
- Pemeriksaan yang dilakukan meliputi kadar hormon tiroid (T4 dan T3), hormon perangsang kelenjar tiroid (TSH), dan antibodi peroksidase terhadap kelenjar tiroid (antibodi TPO). Hipertiroid primer ditandai dengan kadar TSH rendah dan peningkatan kadar hormon tiroid, yaitu T3 atau T4, atau keduanya. Sementara hipertiroid sekunder ditandai dengan kadar TSH dan hormon tiroid yang tinggi. Jika pemeriksaan antibodi TPO positif, maka hipertiroid disebabkan oleh penyakit autoimun, yaitu penyakit Graves.
- Pemeriksaan radiologi
- Pemeriksaan ultrasonografi (USG) pada kelenjar tiroid dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan pada kelenjar tersebut (peradangan, keganasan), serta mengevaluasi bentuk dan ukuran dari kelenjar tiroid. Jika hasil USG menunjukkan adanya keganasan, dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biopsi untuk memastikan.
Pengobatan
Tujuan utama pengobatan hipertiroid adalah menormalkan kadar hormon tiroid. Pengobatan yang dapat diberikan pada penderita hipertiroid, meliputi:
- Obat golongan thionamides (seperti metimazol dan propylthiouracil), merupakan obat yang dapat menghentikan kelenjar tiroid memproduksi terlalu banyak hormon tiroid
- Pengobatan radioaktif yodium, merupakan terapi radiasi yang digunakan untuk menghancurkan sel-sel kelenjar tiroid sehingga produksi hormon tiroid akan menurun. Pengobatan ini biasanya dilakukan pada pasien yang tidak mencapai normal kadar hormon tiroid meskipun telah mengonsumsi obat oral.
- Pembedahan untuk mengangkat seluruh atau sebagian kelenjar tiroid. Pengobatan ini dilakukan pada pasien yang dicurigai mengalami keganasan, seperti kanker tiroid dan mengalami keluhan berat akibat keganasan tersebut, seperti sesak napas.