Penyakit

Gangguan Penyesuaian

September 21, 2024

Gangguan Penyesuaian

Gangguan Penyesuaian adalah sekumpulan gejala, seperti stres, sedih, putus asa, dan gejala fisik tertentu yang muncul secara berlebihan ketika dihadapkan dengan situasi yang memicu stres (stresor), seperti masalah pada pekerjaan atau hubungan asmara, serta perubahan kondisi kesehatan.

Tipe

  • Gangguan penyesuaian dengan depresi: Kondisi yang membuat seseorang mengalami perasaan sedih dan putus asa ketika sedang menghadapi tekanan.
  • Gangguan penyesuaian dengan kecemasan: Kondisi yang menimbulkan gejala berupa perasaan cemas berlebih, khawatir, kewalahan, dan kesulitan untuk berkonsentrasi saat menghadapi tekanan.
  • Gangguan penyesuaian dengan depresi dan kecemasan: Kombinasi dari gangguan penyesuaian dengan depresi dan kecemasan, sehingga turut menimbulkan gejala berupa rasa sedih, takut, cemas, dan putus asa.
  • Gangguan penyesuaian dengan perubahan perilaku: Kondisi yang membuat penderitanya menunjukkan perilaku yang bermasalah, seperti menyetir sembarangan, bertindak impulsif, berkelahi, dan lain-lain saat menghadapi situasi yang penuh tekanan.
  • Gangguan campuran: gangguan penyesuaian yang terjadi akibat campuran atau kombinasi dari gangguan depresi, kecemasan, dan perubahan perilaku.
  • Gangguan yang tidak bisa ditentukan: Jenis gangguan penyesuaian yang tidak memenuhi salah satu dari kriteria di atas. Namun, kondisi ini sering kali menimbulkan gejala fisik, seperti nyeri kepala, sakit perut, dan jantung berdebar.

Gejala 

Pada dasarnya, setiap penderita dapat merasakan gejala gangguan penyesuaian yang berbeda-beda. Gejala yang muncul juga cenderung beragam, mulai dari ringan hingga berat. Namun, ada sejumlah gejala umum dari gangguan penyesuaian yang perlu diketahui, yaitu:

  • Merasa sedih dan putus asa.
  • Gemetar. 
  • Mudah menangis.
  • Cemas.
  • Kesulitan untuk berkonsentrasi.
  • Cenderung menarik diri dari lingkungan sekitar.
  • Merasa tidak semangat hidup.
  • Kehilangan minat untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
  • Perubahan pola makan.
  • Berperilaku impulsif.
  • Memiliki pikiran untuk bunuh diri (suicidal thought) atau sampai melakukan percobaan bunuh diri.

Di sisi lain, gejala fisik yang kerap dialami oleh penderita adjustment disorder adalah sebagai berikut.

  •  Sulit tidur atau insomnia.
  • Tubuh terasa nyeri dan pegal-pegal.
  • Sakit perut.
  • Nyeri kepala.
  • Jantung berdebar.
  • Telapak tangan berkeringat.

Siapa saja yang berisiko?

Beberapa hal berikut dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengalami gangguan penyesuaian:

  • Memiliki keluarga yang mengalami gangguan penyesuaian atau gangguan jiwa lainnya.
  • Keterampilan dalam mengelola emosi yang kurang baik.
  • Memiliki riwayat gangguan cemas, depresi atau gangguan stress pasca trauma

Penyebab

Penyebab utama gangguan penyesuaian adalah adanya perubahan besar atau peristiwa dalam hidup yang dapat memicu stres, seperti ditinggalkan oleh orang terdekat, perceraian, menderita penyakit kronis, masalah ekonomi, mengalami pelecehan seksual, menjadi korban bullying, dan lain sebagainya. .

Diagnosis

Dalam menegakkan diagnosis gangguan penyesuaian, dokter dapat terlebih dahulu melakukan tanya jawab  untuk mengetahui keluhan serta riwayat kesehatan pasien. Lalu, dokter akan menyesuaikan kondisi pasien dengan kriteria diagnosis dalam buku DSM-5. Adapun beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam menegakkan diagnosis gangguan penyesuaian adalah:

  • Gejala emosional dan gejala fisik muncul dalam jangka waktu tiga bulan sejak munculnya masalah.
  • Gejala yang muncul terasa sangat signifikan, berlebihan, dan menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
  • Gejala-gejala yang dialami tidak sesuai dengan kriteria gangguan mental lainnya dan bukan karena perburukan kondisi mental yang sudah diderita sebelumnya.
  • Gejala bukan termasuk dalam proses berduka yang normal.
  • Setelah masalah selesai, gejala tetap berlangsung dan dapat bertahan lama selama lebih dari enam bulan.

Pengobatan

Pengobatan utama gangguan penyesuaian adalah psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif untuk membantu mengubah pola pikir dan perilaku pasien. Selain itu, psikolog atau psikiater juga dapat menyarankan pasien untuk menjalani terapi psikologis lain, seperti terapi keluarga atau terapi grup.

Bersamaan dengan psikoterapi, psikiater juga dapat meresepkan obat-obatan tertentu, seperti obat antidepresan dan anti cemas untuk membantu mengendalikan gejala gangguan penyesuaian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *