Penyakit
Gangguan Kecemasan
September 21, 2024
Gangguan cemas merupakan gangguan kesehatan jiwa dimana seseorang akan mengalami kecemasan yang ekstrim yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Gangguan cemas biasanya muncul bersamaan dengan depresi atau mengawali depresi. Gangguan cemas dapat bersifat kronis (berlangsung lama).
Tipe
Gangguan cemas dapat dikelompokkan lebih spesifik menjadi:
- Gangguan cemas menyeluruh
Seperti namanya, gangguan cemas menyeluruh merupakan gangguan kecemasan yang ditandai dengan kekhawatiran atau kecemasan terhadap berbagai hal yang tidak spesifik, seperti kondisi kesehatan, pekerjaan, hingga reaksi berlebihan terhadap hal-hal sederhana, contohnya seperti berinteraksi dengan orang lain. Gangguan ini biasanya dirasakan hampir setiap hari dan terus menerus selama lebih dari 6 bulan yang mengakibatkan kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Penderita gangguan cemas menyeluruh juga dapat merasakan beberapa keluhan yang bersifat fisik, seperti ketegangan otot, nyeri kepala, mual, sulit berkonsentrasi, sulit tidur, sesak napas, hingga mudah lelah.
- Fobia
Fobia adalah salah satu gangguan kecemasan yang ditandai dengan rasa takut berlebih terhadap hal-hal yang tidak merugikan diri sendiri atau tidak seharusnya tidak menyebabkan bahaya, seperti ruangan gelap, pola lubang di suatu benda, makanan tertentu, warna tertentu, dan lain-lain.
Umumnya penderita akan menghindari hal-hal yang dapat memicu fobianya. Sedangkan jika mereka bisa memaksakan diri untuk menghadapinya, mereka akan menghadapinya dengan penderitaan yang sangat besar.
Penderita fobia akan bereaksi berlebihan, seperti berlari, bersembunyi, dan menghindar terhadap hal yang sangat ditakuti. Puncaknya, fobia dapat menyebabkan detak jantung cepat, keringat dingin, dan pingsan.
- Gangguan Cemas Sosial
Gangguan ini merupakan salah satu jenis fobia, yaitu fobia sosial. Penderita gangguan ini akan mengalami kecemasan atau ketakutan yang mendalam terhadap alam situasi sosial, sehingga membuat mereka merasa dihakimi oleh orang lain dan tidak aman.
Secara umum, kekhawatiran khusus ini dipicu oleh rasa takut atau malu berada di tengah keramaian, takut salah paham, takut salah bicara, dan lain sebagainya. Penderita akan cenderung memalingkan wajahnya atau menghindari kontak mata saat berkomunikasi.
- Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Gangguan stres pasca trauma atau gangguan kecemasan pasca trauma sering terjadi pada seseorang yang pernah mengalami peristiwa traumatis yang dapat mengancam nyawa atau kenyamanan, seperti menjadi korban perampokan, cedera parah, atau berada di zona perang/kerusuhan.
Kebanyakan kasus, penderita PTSD akan tetap berada dalam mode bahaya dan selalu dalam keadaan waspada. Misalnya masyarakat yang pernah berada di daerah konflik atau korban perang akan langsung panik ketika melihat seragam militer.
- Gangguan Panik
Gangguan panik adalah suatu kondisi dimana terjadi episode serangan panik tiba-tiba yang berulang tanpa penyebab yang jelas. Kondisi ini dapat terjadi di mana saja, kapan saja, dan dapat terjadi berulang kali sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari serta hubungan sosial penderita.
Gejala yang akan muncul jika gangguan ini terjadi adalah detak jantung cepat, sesak napas, keringat dingin, gemetar, lemas, mual, dan pandangan gelap seperti hendak pingsan.
Karena sifatnya yang bisa muncul kapan saja dan di mana saja, penderita gangguan kecemasan biasanya menarik diri dari kehidupan sosial, membatasi aktivitas sehari-hari, dan lebih memilih menghabiskan waktu di kamar.
- Gangguan Obsesif Kompulsif
Gangguan obsesif-kompulsif merupakan suatu gangguan kecemasan yang ditandai dengan pikiran obsesif terus menerus dan perilaku berulang yang bertujuan untuk meredakan pikiran obsesif tersebut. Misalnya berulang kali mencuci tangan karena takut terkontaminasi kuman.
Penderita OCD akan cenderung mengatur segala sesuatunya dengan pola yang mereka anggap baik dan teratur.
Gejala
Gejala gangguan cemas sangat bervariasi pada setiap orang. Namun secara umum gejala yang sering muncul adalah:
- Kekhawatiran, ketakutan dan kecemasan yang berlebihan dan tanpa penyebab yang jelas hampir sepanjang waktu.
- Kesusahan dalam mengontrol kecemasan yang berlebihan
- perubahan perilaku dan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Gelisah tanpa sebab yang pasti
- Mudah lelah.
- Sulit berpikir dan berkonsentrasi.
- Sulit tidur
- Mengalami ketegangan otot
- Pada beberapa kasus pasien dapat mengalami serangan panik tanpa penyebab yang jelas. Serangan panik muncul secara tiba-tiba dengan gejala jantung berdebar cepat, mual, kepala terasa ringan atau pusing, susah bernafas, nyeri perut atau nyeri dada, tidak bisa mengontrol diri sendiri, kelemahan mendadak hingga pingsan.
Siapa saja yang berisiko?
Beberapa hal berikut dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengalami gangguan kecemasan:
- Riwayat dengan trauma masa lalu, contohnya korban kekerasan dalam rumah tangga hingga perundungan.
- Memiliki keluarga yang menderita gangguan kecemasan.
- Berjenis kelamin perempuan, karena perempuan mengalami berbagai peristiwa biologis seperti menstruasi, hamil, melahirkan, menyusui serta menopause.
- Orang yang pernah menggunakan/mengkonsumsi NAPZA/narkoba atau minuman keras.
Diagnosis
Dalam mendiagnosis gangguan cemas, dokter akan melakukan sesi tanya jawab untuk mengetahui gejala apa saja yang dialami oleh penderita dan berapa lama gejala tersebut dialami. Kemudian dokter akan menggunakan kriteria-kriteria tertentu untuk menentukan tipe gangguan cemas yang diderita.
Penyebab
Gangguan cemas dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor genetik (keturunan), faktor biologis (faktor beberapa hormon yang mempengaruhi kerja otak), faktor lingkungan seperti berada di daerah padat penduduk atau daerah dengan tingkat kriminal tinggi, serta faktor emosional seperti stress, menanggung beban yang berat, masalah ekonomi dan tuntutan sosial.
Pengobatan
Pengobatan gangguan cemas dilakukan secara personal sesuai dengan kondisi pasien dan kecemasannya. Namun, penanganan gangguan kecemasan umumnya melibatkan kombinasi pengobatan (antidepresan, anti cemas) dan psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif, yang memberikan hasil positif bagi mereka yang menderita gangguan kecemasan. Melakukan pola hidup sehat, seperti istirahat yang cukup, rutin berolahraga, berhenti merokok, mengurangi konsumsi kafein, dan melakukan meditasi, diharapkan dapat membantu meringankan gangguan kecemasan penderita. Penting untuk diperhatikan bahwa semua program pengobatan gangguan kecemasan dilakukan secara terukur dan harus didampingi oleh tenaga kesehatan profesional. Pemberian obat dilakukan di bawah pengawasan tenaga kesehatan untuk menjamin keselamatan pasien, menghindari risiko ketergantungan, dan mencegah penyalahgunaan obat.