Obgyn

Endometritis Akut

September 24, 2024

Endometritis Akut

Deskripsi

Endometritis adalah kondisi peradangan pada lapisan dalam rahim yang disebut endometrium. Endometrium adalah lapisan yang melapisi dinding dalam rahim dan berfungsi untuk menerima embrio jika terjadi kehamilan. Endometritis umumnya terjadi sebagai akibat dari infeksi bakteri yang masuk ke dalam rahim, seringkali setelah prosedur medis seperti persalinan, operasi rahim (seperti seksio sesarea), atau aborsi.

Faktor Risiko

  • Prosedur Medis: Risiko endometritis meningkat setelah prosedur-prosedur medis yang melibatkan rahim, seperti persalinan, seksio sesarea, aborsi, atau pemasangan alat kontrasepsi intrauterin (IUD).
  • Infeksi Sebelumnya: Riwayat infeksi sebelumnya, terutama yang terkait dengan sistem reproduksi atau rahim, dapat meningkatkan risiko terkena endometritis.
  • Pemakaian Alat Kontrasepsi: Penggunaan alat kontrasepsi intrauterin (IUD), terutama pada periode pasca-pemasangan, dapat meningkatkan risiko infeksi.
  • Kondisi Medis Predisposisi: Kondisi medis seperti diabetes mellitus yang tidak terkontrol, kekebalan tubuh yang lemah, atau adanya penyakit menular seksual (PMS) seperti klamidia atau gonore, juga dapat meningkatkan risiko terjadinya endometritis.
  • Ketuban Pecah Dini: Ketuban pecah dini, terutama jika diikuti dengan jangka waktu yang panjang sebelum persalinan, dapat meningkatkan risiko infeksi pada rahim.
  • Prosedur Invasif pada Rahim: Prosedur medis atau operasi lain yang melibatkan rahim, seperti biopsi endometrium atau histeroskopi, juga dapat meningkatkan risiko endometritis.
  • Kehamilan Ektopik: Kehamilan di luar rahim (kehamilan ektopik) atau komplikasi kehamilan lainnya dapat menjadi faktor risiko untuk infeksi rahim.
  • Sistem Kekebalan yang Lemah: Seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena penggunaan obat imunosupresif atau kondisi medis tertentu, juga memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi rahim.

Gejala

  • Demam: Demam merupakan gejala paling umum pada endometritis. Suhu tubuh bisa naik di atas 38 derajat Celsius.
  • Nyeri Panggul atau Perut Bagian Bawah: Nyeri atau ketidaknyamanan yang terlokalisasi di daerah panggul atau perut bagian bawah.
  • Keluar Cairan dari Vagina: Cairan berwarna kekuningan atau hijau dengan bau yang tidak sedap dapat keluar dari vagina.
  • Perdarahan Abnormal: Pendarahan yang tidak biasa, seperti pendarahan yang lebih banyak atau pendarahan di luar siklus menstruasi normal.
  • Kehilangan Nafsu Makan: Beberapa pasien mungkin merasakan kehilangan nafsu makan atau merasa lemas.
  • Menggigil: Sensasi menggigil atau gemetar karena respons tubuh terhadap infeksi.
  • Nyeri saat Buang Air Kecil atau Besar: Nyeri atau ketidaknyamanan saat buang air kecil atau buang air besar.
  • Kelelahan atau Malaise: Rasa lelah yang berlebihan atau perasaan tidak enak badan secara umum.

Diagnosis

  • Anamnesis dan Riwayat Klinis: Dokter akan mengumpulkan informasi mengenai gejala yang dirasakan oleh pasien, riwayat kehamilan, riwayat prosedur medis terakhir (seperti persalinan, seksio sesarea, atau aborsi), serta riwayat infeksi sebelumnya.
  • Pemeriksaan Fisik: Dilakukan pemeriksaan fisik untuk menilai tanda-tanda klinis endometritis, seperti demam, nyeri perut, dan nyeri tekan pada rahim. Pemeriksaan juga mencakup penilaian umum terhadap kondisi pasien.
  • Pemeriksaan Laboratorium: Tes darah dilakukan untuk mengevaluasi tanda-tanda infeksi, seperti peningkatan jumlah sel darah putih (leukositosis) dan peningkatan kadar C-reactive protein (CRP). Tes lain seperti kultur darah atau kultur cairan rahim dapat membantu mengidentifikasi agen penyebab infeksi.
  • Pemeriksaan Ultrasonografi: Meskipun tidak selalu diperlukan, ultrasonografi dapat digunakan untuk mengevaluasi struktur rahim dan menyingkirkan kemungkinan adanya komplikasi seperti abses rahim.
  • Pemeriksaan Tambahan: Kadang-kadang, jika diperlukan, dokter dapat melakukan pemeriksaan tambahan seperti biopsi endometrium atau laparoskopi untuk mengkonfirmasi diagnosis dan mengevaluasi tingkat keparahan infeksi.

Penanganan

  • Pemberian Antibiotik: Antibiotik spektrum luas diberikan untuk mengatasi infeksi bakteri yang menyebabkan endometritis. Pilihan antibiotik dapat berbeda-beda tergantung pada keparahan, faktor risiko, dan patogen yang diduga (misalnya, ceftriaxone dan doxycycline, atau kombinasi ampisilin dan gentamisin).
  • Manajemen Simptomatik: Meliputi pengurangan nyeri dan demam dengan analgesik dan antipiretik seperti parasetamol. Istirahat yang cukup dan hidrasi yang adekuat juga penting.
  • Evaluasi dan Monitoring: Pasien dengan endometritis akut perlu dipantau secara ketat untuk memastikan respons terhadap pengobatan antibiotik dan untuk mengidentifikasi kemungkinan komplikasi seperti abses atau peritonitis.
  • Penilaian Ulang: Setelah pengobatan awal, penilaian ulang diperlukan untuk memastikan pemulihan dan mengevaluasi apakah perlu dilakukan pengobatan lanjutan atau tindak lanjut.
  • Pencegahan: Pencegahan infeksi berulang melalui tindakan seperti praktik kebersihan yang baik, sterilisasi instrumen medis, dan manajemen persalinan yang steril adalah langkah-langkah penting.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *