Endrokrinologi

Diabetes Melitus Tipe 2

September 25, 2024

Diabetes Melitus Tipe 2

Deskripsi

Diabetes melitus merupakan kondisi dimana kadar gula (glukosa) di dalam darah melebihi batas nilai normal. Penyakit ini diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yaitu diabetes melitus tipe 1, diabetes melitus tipe 2, diabetes melitus gestasional (pada ibu hamil), dan diabetes melitus tipe lainnya. Diabetes melitus tipe 2 umumnya terjadi pada orang dengan berat badan berlebih (overweight atau obesitas berdasarkan hasil perhitungan indeks massa tubuh), memiliki keluarga yang mengalami diabetes melitus tipe 2, dan jarang beraktivitas atau berolahraga. Penyakit ini lebih sering didiagnosis pada orang yang berusia lebih dari 45 tahun.

Penyebab

Kadar gula darah dijaga agar tetap stabil (normal) oleh hormon insulin, yang bertugas memindahkan gula dari darah ke sel otot, lemak, dan hati. Kadar gula darah yang tinggi dapat disebabkan oleh kondisi berikut:

  • Sel otot, lemak, dan hati menjadi resisten atau tidak efektif terhadap kerja hormon insulin dan menyebabkan kadar gula menetap di dalam darah
  • Pankreas yang bertugas memproduksi hormon insulin mengalami kerusakan sehingga tidak dapat memproduksi hormon tersebut dengan jumlah yang cukup

Kombinasi gaya hidup dan faktor genetik (keturunan) juga mempengaruhi terjadinya diabetes melitus tipe 2. Terdapat beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang lebih rentan mengalami diabetes melitus tipe 2, antara lain:

  • Memiliki keluarga yang menderita diabetes melitus;
  • Kelebihan berat badan (overweight atau obesitas berdasarkan hasil perhitungan indeks massa tubuh)
  • Aktivitas fisik yang kurang
  • Kelompok ras/etnis tertentu, terutama yang berasal dari Asia, Afrika-Karibia, atau orang Afrika yang berkulit hitam
  • Riwayat penyakit hipertensi
  • Merokok

Gejala

Gejala dari diabetes melitus tipe 2 diklasifikasikan menjadi gejala klasik dan gejala penyerta lainnya. Gejala klasik yang dapat dialami pasien, meliputi:

  • Merasa sangat haus sehingga frekuensi minum meningkat
  • Sering buang air kecil, terutama pada malam hari
  • Merasa sangat lapar sehingga lebih banyak makan
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya (tanpa usaha untuk puasa ataupun diet)

Sementara itu, gejala lainnya yang dapat dialami penderita diabetes melitus tipe 2, meliputi:

  • Kelelahan
  • Gatal di sekitar area kemaluan
  • Penglihatan kabur
  • Luka yang tidak cepat sembuh

Penegakan Diagnosis

Diabetes melitus tipe 2 dapat ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan kadar gula darah dan tes hemoglobin terglikasi (HbA1C), sebagai berikut:

  • Tes gula darah puasa (puasa selama minimal 8 jam) sebanyak 2 kali yang menunjukkan kadar gula darah puasa tinggi, yaitu ≥126 mg/dL
  • Tes gula darah sewaktu (tanpa puasa) dengan hasil ≥200 mg/dL dan mengalami gejala diabetes melitus tipe 2
  • Tes toleransi glukosa dimana kadar glukosa darah diperiksa 2 jam setelah minum cairan yang mengandung gula. Diagnosis ditegakkan jika hasil tes menunjukkan nilai gula darah ≥200 mg/dL
  • Pemeriksaan HbA1C yang menunjukkan rata-rata kadar gula darah selama 3 bulan terakhir. Diagnosis ditegakkan jika nilai HbA1c ≥6,5%

Selain pemeriksaan tersebut, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan lainnya untuk mengetahui adanya komplikasi dari penyakit diabetes melitus tipe 2.

Pengobatan

Pola makan yang sehat dan aktif beraktivitas membantu mengatur kadar gula darah dan mengontrol berat badan. Pola makan sehat yang disarankan, meliputi:

  • Makanan yang mengandung sedikit gula, lemak, dan garam
  • Lebih banyak mengonsumsi sayur dan serat
  • Sarapan, makan siang, dan makan malam setiap hari tanpa melewatkan waktu makan

Selain itu, disarankan untuk melakukan aktivitas fisik dan latihan jasmani selama minimal 3-4 kali dalam seminggu selama sekitar 30-45 menit, dengan total 2,5 jam dalam seminggu, seperti:

  • Berjalan cepat
  • Bersepeda
  • Menaiki tangga
  • Melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat

Jika kadar gula darah tidak menurun atau mencapai normal dengan menerapkan pola hidup sehat, maka seringkali diperlukan obat untuk mengendalikan kadar gula darah dan mencegah terjadinya komplikasi. Terdapat banyak jenis obat untuk diabetes melitus tipe 2. Metformin merupakan obat pertama yang sering diresepkan. Jika metformin tidak bekerja dengan efektif, mungkin diperlukan penambahan obat lainnya untuk dikonsumsi bersama. Sementara insulin dapat digunakan jika kombinasi beberapa obat oral (yang diminum) tidak efektif dalam menjaga kadar gula darah atau terdapat indikasi tertentu, salah satunya pada wanita hamil yang menderita diabetes.

Pencegahan

Menerapkan pola hidup sehat dapat mencegah diabetes melitus tipe 2, antara lain:

  • Mengonsumsi makanan yang sehat, seperti makanan yang rendah lemak, garam, dan gula. Memperbanyak konsumsi sayur dan serat
  • Melakukan aktivitas fisik yang cukup, seperti berjalan kaki, bersepeda, berlari, atau berenang
  • Menjaga berat badan tetap normal
  • Tidak bersantai atau berdiam tanpa beraktivitas fisik dalam waktu yang lama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *