Penyakit
Depresi Pasca Persalinan
September 21, 2024
Depresi pasca persalinan (PPD) merupakan suatu gangguan depresi yang terjadi pada seorang wanita setelah melahirkan, ibu pengganti ,dan orang tua angkat. Orang-orang mengalami perubahan hormonal, fisik, emosional, finansial dan sosial setelah melahirkan yang dapat menimbulkan gejala depresi pasca melahirkan.
Tipe
- Baby blues
Baby blues mempengaruhi antara 50% dan 75% orang setelah melahirkan. Penderita gangguan tipe ini akan menunjukkan gejala berupa sering menangis tanpa alasan kuat, sedih, hingga cemas. Biasanya kondisi ini muncul pada minggu pertama (satu hingga empat hari) setelah melahirkan. Meski pengalamannya tidak menyenangkan, kondisi ini biasanya pulih dalam waktu dua minggu tanpa pengobatan. Hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah mencari dukungan dan meminta bantuan dari teman, keluarga, atau pasangan.
- depresi pasca persalinan
Depresi pasca persalinan merupakan suatu kondisi yang lebih serius dibanding baby blues dan memengaruhi sekitar 1 dari 7 orang tua baru. Risiko akan meningkat hingga 30% setiap kehamilan jika pernah mengalami gangguan depresi pasca depresi sebelumnya. orang dengan depresi pasca persalinan akan memiliki gejala sering menangis, lelah, cemas, mudah tersinggung serta perasaan bersalah, dan ketidakmampuan merawat bayi atau diri sendiri. Gejala dapat muncul ringan atau berat, muncul langsung dalam seminggu setelah melahirkan atau secara bertahap, dan bahkan hingga satu tahun kemudian. Meski gejala dapat berlangsung hingga beberapa bulan, pengobatan dengan psikoterapi atau antidepresan sangat cukup efektif.
- Psikotik pasca persalinan
Psikosis pasca persalinan merupakan suatu bentuk depresi pasca persalinan yang sangat parah dan merupakan kondisi darurat. Kondisi ini relatif jarang terjadi, hanya menyerang 1 dari 1.000 orang setelah melahirkan. Gejala terjadi segera setelah melahirkan dan berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Gelisah, kebingungan, perasaan putus asa dan malu, insomnia (susah tidur), paranoia (rasa curiga), delusi (keyakinan yang salah), atau halusinasi (melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu yang tidak dirasakan orang lain), dan hiperaktif dan bicara cepat adalah beberapa gejalanya. Karena risiko bunuh diri meningkat dan risiko bahaya pada bayi, psikosis pasca persalinan memerlukan pengobatan segera. Rawat inap, psikoterapi, dan pengobatan adalah komponen umum dari perawatan.
Gejala
Gejala dari Baby Blues meliputi:
- Perubahan suasana hati
- Cemas
- Sedih
- Mudah marah
- Merasa kewalahan
- Menangis
- Konsentrasi berkurang/kehilangan fokus
- Masalah nafsu makan
- Sulit tidur
Gejala depresi pasca persalinan meliputi:
- Depresi atau perubahan suasana hati yang berat
- Menangis terlalu banyak
- Kesulitan menjalin hubungan dengan bayi
- Menarik diri dari keluarga dan teman
- Kehilangan keinginan untuk makan atau makan
- Susah, atau tidur terlalu banyak
- Kehilangan energi/sangat lelah
- Kurangnya minat yang membuat kesenangan pada aktivitas yang disukai
- sering marah
- Perasaan takut yang sangat tentang tidak bisa menjadi ibu yang baik
- Putus asa
- Perasaan tidak berharga, malu, bersalah dan tidak mampu
- Kurangnya kemampuan untuk berpikir logis, berkonsentrasi, atau membuat keputusan
- Gelisah, cemas dan bahkan serangan panik
- Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayi
- Pikiran berulang tentang kematian atau bunuh diri
Gejala Psikotik pasca persalinan
- Kebingungan
- Memiliki obsesi terhadap bayi
- Berhalusinasi dan mengalami delusi (keyakinan yang salah)
- Mengalami masalah tidur
- Memiliki terlalu banyak energi dan merasa kesal atau mudah marah
- Merasa paranoid (curiga berlebih)
- Melakukan upaya untuk mencelakai diri sendiri atau bayi
Siapa saja yang berisiko?
Beberapa hal berikut dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengalami depresi pasca persalinan:
- Riwayat depresi sebelum atau saat hamil.
- Riwayat gangguan bipolar
- Riwayat anggota keluarga dengan depresi
- Narkoba
- Sulit memberikan ASI
- Hamil usia muda dan mempunyai banyak anak
Penyebab
depresi pasca persalinan disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor genetik, perubahan secara fisik dan masalah emosional.
- Genetik: Penelitian menunjukkan bahwa memiliki riwayat keluarga yang mengalami depresi pasca persalinan meningkatkan risiko mengalami depresi pasca persalinan.
- Perubahan fisik: Adanya penurunan hormon yang sangat cepat (hormon estrogen dan progesteron) setelah melahirkan menyebabkan depresi pasca persalinan. Hormon lain yang diproduksi oleh kelenjar tiroid akan membuat merasa lelah, letih, lesu, dan depresi.
- Masalah emosional: Ibu pasca melahirkan cemas tentang kemampuannya dalam merawat bayi baru lahir, merasa kurang menarik, kesulitan dengan identitas, atau merasa kehilangan kendali atas hidupnya, apalagi ditambah dengan kurangnya tidur pada ibu yang menyebabkan menurunnya daya berpikir jernih pada ibu.
Diagnosis
Untuk mendiagnosis depresi pasca persalinan, dokter perlu melakukan wawancara dengan penderita kemudian mengkonfirmasi jawaban dari pertanyaan tersebut kepada keluarga penderita atau yang mengantar. Kemudian hasil dari tanya jawab akan disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu sehingga diagnosis penderita dapat ditentukan sesuai dengan tipe depresi pasca persalinan yang dialami.
Pengobatan
- Baby Blues
Istirahat yang cukup, menerima bantuan dari keluarga dan orang terdekat, bercerita atau terhubung dengan ibu baru yang lainnya, meluangkan waktu untuk merawat diri sendiri.
- Depresi pasca persalinan
- Psikoterapi
psikoterapi dilakukan dengan membicarakan kekhawatiran dengan psikiater, psikolog, atau ahli kesehatan mental lainnya. Terapi ini akan memberikan beberapa solusi pada pasien untuk mengatasi perasaan, memecahkan masalah, menetapkan tujuan yang realistis, dan merespons situasi dengan cara yang positif dan lebih baik. Terkadang terapi keluarga atau hubungan juga membantu. Contoh terapi yang digunakan untuk depresi pasca persalinan termasuk terapi perilaku kognitif (CBT) dan psikoterapi interpersonal. - Obat
Obat yang akan diberikan oleh dokter berupa obat antidepresan (brexanolone). Obat ini aman untuk ibu menyusui.
- Psikoterapi
- Psikotik pasca persalinan
- Obat.
- Perawatan dapat diberikan dengan mengkombinasi beberapa obat-obatan (seperti antidepresan, obat antipsikotik, penstabil suasana hati, dan benzodiazepin) untuk mengendalikan keluhan pasien.
- Terapi elektrokonvulsif (ECT). Terapi yang menggunakan suatu alat dimana alat tersebut mengeluarkan arus listrik kecil yang dialirkan melalui otak untuk memicu kejang singkat secara sengaja. Hal ini akan menyebabkan perubahan kimiawi otak yang efeknya dapat mengurangi gejala psikosis dan depresi. Jenis terapi ini dilakukan bila pengobatan lain tidak berhasil.