Obgyn
Cracked Nipple
September 24, 2024
Sumber: https://phaidyme.com/heal-nipple-fissure-cracks-pain-persian-turpentine/
Deskripsi
Cracked nipple adalah kondisi di mana puting susu mengalami keretakan atau retakan pada kulit di sekitar puting susu. Kondisi ini umum terjadi pada ibu menyusui, terutama saat awal-awal menyusui bayi. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada puting susu, serta dapat menjadi pintu masuk bagi infeksi jika tidak diobati dengan baik.
Faktor Risiko
- Teknik Menyusui yang Tidak Tepat: Salah posisi menyusui atau cara bayi menggigit puting susu bisa menyebabkan keretakan.
- Seringnya Menyusui: Frekuensi menyusui yang tinggi atau menyusui dalam waktu lama tanpa istirahat bisa membuat puting susu lebih rentan terhadap keretakan.
- Kulit Kering: Kulit puting susu yang kering atau sensitif dapat mudah mengalami keretakan.
- Penggunaan Sabun yang Tidak Cocok: Pembersih atau sabun yang tidak cocok untuk puting susu bisa mengiritasi kulit dan menyebabkan keretakan.
- Penggunaan Bra yang Tidak Sesuai: Bra yang terlalu ketat atau berbahan kasar dapat menggosok kulit puting susu dan menyebabkan keretakan.
- Perubahan Hormonal: Perubahan hormonal selama masa kehamilan dan menyusui dapat membuat kulit puting susu lebih rentan terhadap keretakan.
- Infeksi: Infeksi pada puting susu atau payudara dapat menyebabkan peradangan dan memperburuk kondisi cracked nipple.
- Kelainan Anatomis: Beberapa kelainan atau bentuk anatomis dari payudara atau puting susu dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap cracked nipple.
Gejala
Gejala cracked nipple dapat mencakup:
- Rasa sakit atau nyeri pada satu atau kedua puting susu saat menyusui atau bahkan ketika tidak menyusui.
- Terdapat retakan atau keretakan pada kulit di sekitar puting susu.
- Kulit di sekitar puting susu mungkin terlihat kering, kasar, atau meradang.
- Munculnya perdarahan kecil pada puting susu.
- Rasa tidak nyaman atau sensasi terbakar pada puting susu.
- Infeksi dapat terjadi jika keretakan tidak diobati, yang ditandai dengan kemerahan, bengkak, atau keluar cairan berwarna kuning atau hijau dari puting susu.
Gejala ini dapat membuat aktivitas menyusui menjadi sangat tidak nyaman bagi ibu, dan dapat mempengaruhi keinginan untuk melanjutkan menyusui. Penting bagi ibu menyusui untuk mengidentifikasi gejala-gejala ini dan mendapatkan perawatan yang tepat untuk mengatasi cracked nipple.
Diagnosis
Penegakan diagnosis cracked nipple dilakukan melalui proses berikut:
- Wawancara dan Riwayat Klinis: Dokter akan mengumpulkan informasi mengenai keluhan yang dirasakan ibu, seperti rasa sakit pada puting susu, perdarahan, atau ketidaknyamanan lainnya saat menyusui. Riwayat klinis akan mencakup informasi mengenai frekuensi menyusui, teknik menyusui yang digunakan, serta adanya faktor risiko seperti kulit kering atau penggunaan bra yang tidak sesuai.
- Pemeriksaan Fisik: Dokter akan memeriksa secara langsung puting susu dan area sekitarnya. Mereka akan mencari tanda-tanda fisik seperti retakan atau keretakan pada kulit di sekitar puting susu, kemerahan, atau perubahan lain yang dapat mengindikasikan adanya kerusakan pada kulit.
- Evaluasi Tambahan (jika diperlukan): Jika terdapat tanda-tanda infeksi atau kondisi lain yang memperburuk cracked nipple, dokter dapat melakukan tes tambahan seperti kultur bakteri dari cairan yang keluar dari puting susu untuk menilai kemungkinan infeksi.
- Konsultasi dengan Spesialis (jika diperlukan): Dalam kasus yang lebih kompleks atau jika cracked nippletidak membaik dengan perawatan sederhana, dokter mungkin akan merujuk ibu untuk konsultasi dengan spesialis, seperti ahli laktasi atau ahli bedah payudara, untuk penanganan lebih lanjut.
Penanganan
- Perbaikan Teknik Menyusui: Salah satu langkah utama adalah memastikan teknik menyusui yang benar, yaitu dengan memastikan bayi mengambil puting susu dengan benar agar tidak menggigit atau menarik puting susu terlalu keras. Ahli laktasi atau konsultan menyusui dapat memberikan bimbingan tentang posisi dan teknik menyusui yang tepat.
- Menghindari Faktor Pencetus: Mengidentifikasi dan menghindari faktor-faktor yang dapat memperburuk cracked nipple, seperti penggunaan bra yang terlalu ketat atau berbahan kasar, penggunaan sabun atau deterjen yang mengiritasi kulit, serta memastikan puting susu tetap lembap dan tidak kering.
- Perawatan Kulit: Merawat kulit di sekitar puting susu dengan lembut. Menggunakan lanolin atau salep lain yang aman untuk digunakan saat menyusui dapat membantu melembapkan kulit dan mengurangi ketidaknyamanan.
- Istirahat dan Pengurangan Frekuensi Menyusui: Memberi waktu istirahat pada puting susu yang terluka dengan mengurangi frekuensi menyusui sementara atau memompa ASI untuk memberi kesempatan bagi puting susu untuk pulih.
- Pemanasan dan Pendinginan: Pemanasan ringan sebelum menyusui dan pendinginan setelah menyusui dapat membantu mengurangi rasa sakit dan meredakan peradangan.
- Pertimbangan Obat: Dalam beberapa kasus, dokter dapat merekomendasikan penggunaan salep antibiotik atau obat penghilang rasa sakit yang aman digunakan saat menyusui untuk membantu mempercepat penyembuhan dan mengurangi rasa sakit.
- Konsultasi dengan Ahli Laktasi: Jika masalah cracked nipple berlanjut atau tidak membaik dengan perawatan sederhana, konsultasi dengan ahli laktasi atau penyedia perawatan kesehatan lain yang berpengalaman dalam masalah menyusui dapat memberikan bantuan tambahan.
Sumber: https://www2.hse.ie/babies-children/breastfeeding/a-good-start/positioning-and-attachment/
Bagaimana panduan menyusui yang benar?
- Pegang bayi Anda dengan hidungnya sejajar dengan puting susu Anda.
- Biarkan kepala bayi sedikit tertelungkup sehingga bibir atasnya menyentuh puting susu sehingga mulut terbuka lebar.
- Ketika mulut bayi terbuka lebar, dekatkan ke payudara.
- Arahkan puting susu Anda ke langit-langit mulut.
- Saat bayi membuka mulut, puting susu dan sebagian besar areola (area di sekitar puting susu Anda) harus masuk ke dalam mulut bayi dengan dalam.
- Ketika bayi menyusu dengan benar, dagunya akan tertekan ke dalam payudara.
- Hidung bayi Anda harus terbuka untuk bernafas dengan mudah. Idealnya, hidung harus sedikit miring saat menyusui.
- Bayi baru lahir bernafas melalui hidung. Jika mereka tidak dapat bernapas dengan bebas, bayi akan melepaskan payudara.
- Dalam posisi yang benar, bayi Anda akan dapat mengisap, menelan, dan bernapas dengan nyaman.
- Jika hidung bayi terlihat tersumbat, geser bagian bawah mereka lebih dekat kepada Anda. Hal ini akan menciptakan kemiringan kepala dan membebaskan hidung mereka.
- Semakin dalam mulut bayi menempel, semakin nyaman Anda akan merasa dan semakin baik bayi Anda akan menyusu.
- Areola akan terlihat lebih banyak di atas bibir atas mereka daripada di bawah bibir bawah bayi.
- Pipi bayi akan terlihat lebih penuh.
- Bayi akan mengisap dengan cepat pada awalnya, diikuti oleh isapan yang lebih lama.