Penyakit

Asma Bronkial

September 21, 2024

Asma Bronkial

Asma merupakan penyakit kronis yang mempengaruhi jalan napas menuju paru-paru. Penyakit ini dapat kambuh dan sering disebut sebagai eksaserbasi asma atau serangan asma. Asma bisa dialami oleh setiap orang dari berbagai usia, paling sering muncul saat masa kanak-kanak tetapi dapat juga muncul ketika seseorang sudah beranjak dewasa. Hingga saat ini penyebab asma masih belum diketahui secara pasti, tetapi faktor genetik dan lingkungan diyakini berperan dalam proses terjadinya asma.

Gejala

Peradangan dan pembengkakan saluran napas akan terjadi setelah adanya paparan alergen/pemicu. Ketika terjadi serangan asma, Anda mungkin akan mengalami kesulitan bernapas, dan dapat disertai beberapa gejala berikut: 

  • Saat bernapas terdengar suara mengi/”ngik-ngik”
  • Batuk 
  • Dada terasa sesak 

Siapa saja yang berisiko?

Beberapa hal berikut dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengalami asma:

  • Memiliki riwayat alergi seperti eksim, alergi makanan, atau rinitis alergi (peradangan pada rongga hidung akibat paparan alergen). Kondisi-kondisi tersebut dikenal sebagai kondisi atopik
  • Terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat asma atau kondisi atopik lainnya.
  • Pernah mengalami peradangan pada saluran napas bagian bawah (bronkiolitis) 
  • Terpapar asap rokok saat masih anak-anak
  • Lahir prematur (lahir saat usia kandungan dibawah 37 minggu) atau dengan berat badan lahir yang rendah
  • Terpapar bahan-bahan yang bersifat iritan/mengiritasi saluran pernapasan di lingkungan kerja

Pemicu

Setiap penderita asma dapat memiliki pemicu yang berbeda-beda, pemicu asma bergantung pada jenis asmanya.

  • Asma tipe alergi dapat dipicu oleh tungau, debu, jamur, bulu hewan peliharaan, serbuk sari, dan kotoran dari hama seperti kecoa
  • Asma tipe non-alergi dapat dipicu saat menghirup udara dingin, terpapar bahan kimia rumah tangga, konsumsi obat-obatan tertentu, infeksi, polusi udara, atau asap rokok
  • Asma yang dicetuskan oleh olahraga atau latihan fisik.
  • Asma akibat pekerjaan dapat dipicu karena menghirup bahan kimia atau debu industri
  • Emosi, seperti kondisi stres/depresi

Diagnosis

Diagnosis asma ditegakkan melalui serangkaian pemeriksaan. Dokter akan menanyakan gejala yang dialami, waktu munculnya gejala, kemungkinan pencetus, serta riwayat penyakit atopik yang Anda atau keluarga Anda alami. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dada untuk mendengarkan suara napas Anda menggunakan stetoskop dan mencari tanda penyempitan saluran napas. Tes untuk mengukur kinerja paru-paru (tes spirometri) juga mungkin direncanakan namun saat Anda tidak sedang mengalami serangan asma (perburukan gejala). Dokter juga dapat mengevaluasi apakah Anda mengalami asma dengan memberikan obat-obatan asma dan memantau apakah terjadi perbaikan gejala setelah pemberian pengobatan. Apabila gejala tidak mereda setelah obat-obatan asma diberikan, maka dokter Anda akan mengevaluasi kemungkinan penyebab lainnya.

Penanganan

Ketika Anda mencurigai mengalami asma, beberapa hal perlu dilakukan untuk mencegah atau meredakan gejala asma, seperti:

  • Mengunjungi penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan yang sesuai 
  • Belajar mengelola asma seperti mengenali dan menghindari pencetus, serta memantau gejala selama di rumah
  • Berolahraga atau beraktivitas fisik setiap hari untuk membantu meredakan gejala, kecuali jika olahraga itu sendiri dapat memperburuk gejala asma 
  • Mengonsumsi makanan sehat dengan sayuran dan buah-buahan

Pengobatan

Hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan asma, tetapi pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk mengontrol gejala asma sehingga penderita dapat menjalani kehidupan sehari-hari tanpa halangan. Rencana pengobatan setiap orang akan berbeda karena beberapa orang memiliki pemicu serta gambaran penyakit yang berbeda satu dengan lainnya. Bentuk obat-obatan asma dapat dibedakan menjadi:

  • Inhaler

Inhaler adalah obat-obatan pada saluran pernapasan yang diberikan dengan cara dihirup langsung melalui sebuah perangkat kecil. Ada 2 jenis obat inhaler yang sering digunakan pada pasien asma:

  • Sebagai pengendali gejala jangka panjang, digunakan setiap hari untuk mencegah munculnya serangan asma/perburukan gejala asma
  • Sebagai pelega yang bekerja secara cepat untuk meredakan perburukan gejala pada kondisi serangan asma

Dalam menggunakan inhaler, penting bagi Anda untuk mengetahui cara menggunakan perangkat dengan benar agar jumlah obat yang masuk ke paru-paru tepat dosis. Anda dapat bertanya kepada dokter dan meminta untuk diajari cara menggunakan inhaler dengan tepat.

  • Tablet

Obat-obatan dalam bentuk tablet juga terkadang diperlukan ketika pengobatan dengan inhaler saja tidak cukup untuk mengontrol asma. Beberapa obat yang digunakan seperti:

  • Antagonis reseptor leukotrien
  • Teofilin
  • Steroid (sebagai obat anti radang/inflamasi)

Kondisi kecemasan berlebih atau depresi juga harus mendapatkan penanganan ketika pengobatan asma dimulai karena bisa menjadi salah satu penyebab perburukan asma.

Pencegahan

  1. Tidak merokok (baik rokok tembakau maupun rokok elektrik/vape)
  2. Menggunakan obat sesuai dengan resep dari dokter
  3. Menggunakan inhaler dengan benar (menghirup obat dengan tarikan napas yang dalam)
  4. Menghindari pemicu/alergen

Kapan harus mencari bantuan dokter? 

Anda harus mencari bantuan dari dokter ketika:

  1. Mempertimbangkan dan merasa bahwa Anda memiliki asma, tetapi belum di diagnosa oleh dokter
  2. Mengalami serangan asma yang terjadi berulang meskipun Anda menggunakan obat sesuai dengan resep dari dokter, karena obat mungkin tidak cukup untuk mengendalikan penyakit tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *