Obgyn

Pelvic Inflammatory Disease (PID)

September 19, 2024

Pelvic Inflammatory Disease (PID)

Penyakit Radang Panggul (PID) adalah kondisi medis yang terjadi ketika organ reproduksi wanita bagian dalam, seperti rahim, saluran tuba, ovarium, atau jaringan sekitarnya, mengalami peradangan. Peradangan ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri yang naik dari vagina atau leher rahim ke organ-organ tersebut.

Faktor Risiko

  • Aktivitas Seksual yang Tinggi: Wanita yang aktif secara seksual, terutama jika memiliki banyak pasangan seksual atau pasangan seksual baru, berisiko lebih tinggi mengembangkan PID. Bakteri yang menyebabkan PID, seperti Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae, umumnya ditularkan melalui hubungan seksual.
  • Riwayat PID atau Infeksi Seksual Menular (ISM) Sebelumnya: Wanita yang pernah mengalami PID atau ISM lainnya memiliki risiko lebih tinggi untuk kembali mengalami PID.
  • Penggunaan Alat Kontrasepsi Intrauterin (IUD): Penggunaan IUD sebagai metode kontrasepsi dapat meningkatkan risiko infeksi, terutama pada bulan-bulan pertama setelah pemasangan.
  • Douching: Praktik douching atau membersihkan vagina dengan larutan air atau cairan lainnya dapat mengganggu keseimbangan bakteri alami di vagina dan meningkatkan risiko infeksi, termasuk PID.
  • Usia: Wanita di usia reproduksi, terutama yang belum melahirkan, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan PID.
  • Riwayat Keguguran atau Prosedur pada Rahim: Wanita yang memiliki riwayat keguguran, aborsi, atau prosedur medis lain pada rahim memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami infeksi.
  • Higiene yang Buruk: Perawatan genital yang buruk atau tidak mencerminkan praktik kebersihan yang baik dapat meningkatkan risiko infeksi.
  • Penyakit Menular Seksual (PMS) Lainnya: Memiliki atau didiagnosis dengan PMS lainnya, seperti herpes genital, juga dapat meningkatkan risiko untuk mengembangkan PID.
  • Merokok: Meskipun hubungannya belum sepenuhnya dipahami, merokok dapat meningkatkan risiko untuk mengembangkan PID atau komplikasi infeksi genital lainnya.

Gejala

  • Nyeri atau tenderness pada panggul dan perut bawah : Nyeri atau sensasi tidak nyaman yang terasa di bagian bawah perut atau panggul, yang bisa menjadi tanda peradangan atau infeksi pada organ reproduksi.
  • Demam: Demam ringan hingga demam tinggi dapat terjadi sebagai respons tubuh terhadap infeksi.
  • Cairan vagina abnormal: Cairan vagina yang berubah warna, tekstur, atau aroma, terutama jika tidak biasa dapat mengindikasikan gejala PID. Pada umunnya, cairan vagina akan berwarna kuning-kehijauan.
  • Nyeri saat berhubungan seksual yang terasa dalam pada bagian panggul: Nyeri atau ketidaknyamanan selama atau setelah hubungan seksual, disebabkan oleh peradangan atau infeksi pada organ reproduksi.
  • Nyeri saat buang air kecil: Sensasi terbakar atau nyeri saat buang air kecil dapat terjadi jika uretra terlibat dalam proses infeksi.
  • Perdarahan tidak teratur. nyeri, dan pendarahan hebat saat siklus menstruasi: Perdarahan di antara periode menstruasi atau perdarahan yang tidak normal bisa menjadi tanda tambahan PID, terutama jika terkait dengan peradangan pada rahim atau serviks.
  • Pendarahan setelah berhubungan seksual
  • Mual dan muntah: Gejala ini dapat terjadi terutama jika infeksi sudah parah atau terjadi penyebaran infeksi ke organ lain.
  • Kelelahan atau lemah: Reaksi tubuh terhadap infeksi dapat menyebabkan kelelahan atau rasa tidak enak badan secara umum.

Diagnosis

  • Riwayat Klinis: Dokter akan mengambil riwayat kesehatan lengkap dari pasien, termasuk riwayat seksual dan riwayat penggunaan kontrasepsi seperti IUD.
  • Pemeriksaan Fisik: Dilakukan pemeriksaan fisik yang mencakup pemeriksaan abdomen dan panggul untuk mencari tanda-tanda peradangan pada organ-organ panggul, seperti rasa nyeri tekan pada rahim atau ovarium. 
    • Pemeriksaan Eksternal: Pemeriksaan dimulai dengan evaluasi eksternal area genital untuk mencari tanda-tanda inflamasi atau lesi yang mencurigakan. Hal ini meliputi penilaian terhadap warna, keadaan kulit, dan adanya keputihan abnormal.
    • Pemeriksaan Spekulum: Dokter kandungan akan memasukkan spekulum ke dalam vagina untuk memeriksa serviks dan dinding vagina secara lebih detail. Tujuannya adalah untuk:
      • Memeriksa keadaan serviks untuk menilai adanya keputihan, ulkus, atau tanda-tanda inflamasi (cervicitis).
      • Mengambil sampel untuk tes laboratorium seperti penggosokan serviks untuk uji Pap (jika diperlukan).
    • Pemeriksaan Bimanual: Ini adalah langkah yang penting dalam pemeriksaan fisik untuk PID, di mana dokter kandungan akan melakukan:
    • Pemeriksaan Penekanan Abdomen: Dokter akan menekan perut bagian bawah dengan satu tangan sambil menilai untuk nyeri atau ketidaknyamanan yang terkait dengan organ panggul yang terinfeksi atau meradang.
    • Pemeriksaan Vaginal: Dokter akan memasukkan dua jari ke dalam vagina sambil memeriksa rahim, ovarium, dan tuba falopi untuk menilai ukuran, bentuk, konsistensi, dan tanda-tanda nyeri atau massa yang tidak normal.
  • Tes Laboratorium:
    • Pemeriksaan Darah: Dilakukan untuk menilai adanya tanda-tanda infeksi, seperti peningkatan jumlah sel darah putih (leukosit) atau peningkatan kadar CRP (C-reactive protein).
    • Pemeriksaan Pengeluaran Serviks: Sampel cairan dari leher rahim (serviks) dapat diambil untuk pemeriksaan laboratorium guna mendeteksi bakteri penyebab infeksi, seperti Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia trachomatis.
  • Penggunaan Tes Penunjang: Bila diperlukan, tes penunjang seperti USG panggul atau laparoskopi (pemeriksaan dengan menggunakan alat optik melalui sayatan kecil di perut) dapat dilakukan untuk memvisualisasikan organ-organ panggul dan mengevaluasi adanya peradangan atau komplikasi seperti abses.

Penanganan

  • Terapi Antibiotik: Penggunaan antibiotik adalah langkah utama dalam pengobatan PID. Antibiotik yang biasanya direkomendasikan meliputi spektrum luas untuk menangani berbagai jenis infeksi yang mungkin menjadi penyebab PID, seperti Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan kombinasi antibiotik untuk mengatasi infeksi yang lebih serius atau infeksi yang resisten terhadap antibiotik tertentu.
  • Pengobatan Partner: Penting bagi pasangan seksual yang baru-baru ini atau saat ini Anda berhubungan seksual dengan mereka untuk juga menjalani pemeriksaan dan pengobatan antibiotik, meskipun mereka mungkin tidak memiliki gejala. Ini penting untuk mencegah penularan kembali infeksi setelah pengobatan Anda.
  • Istirahat dan Perawatan Diri: Istirahat yang cukup dan perawatan diri seperti minum banyak cairan dan mengonsumsi makanan sehat dapat membantu tubuh dalam proses penyembuhan.
  • Pengelolaan Nyeri: Jika Anda mengalami nyeri panggul atau dismenore yang signifikan, penggunaan analgesik atau obat pereda nyeri non-steroid (NSAID) dapat direkomendasikan.
  • Evaluasi dan Tindak Lanjut: Setelah pengobatan, dokter mungkin merencanakan evaluasi lanjutan untuk memastikan bahwa infeksi telah sembuh sepenuhnya dan untuk menilai risiko komplikasi jangka panjang seperti infertilitas atau endometriosis.
  • Konseling dan Edukasi: Dokter kandungan atau penyedia layanan kesehatan dapat memberikan konseling tentang pentingnya pencegahan infeksi seksual, penggunaan kondom, dan perawatan kesehatan reproduksi yang baik untuk mencegah kekambuhan PID.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *