GHP
Akalasia
September 25, 2024
Deskripsi
Akalasia merupakan salah satu diagnosis yang berhubungan dengan obstruksi esofagus/kerongkongan tersumbat. Obstruksi esofagus dapat disebabkan oleh banyak faktor mulai dari sumbatan oleh karena penyempitan kerongkongan oleh jaringan luka, tumor, masalah saraf, peradangan, hingga tersumbat sempurna akibat tidak tumbuh dan berkembang dengan baik saat di dalam kandungan (atresia).
Gejala
Akalasia merupakan suatu kelainan kerongkongan dimana kerongkongan mengalami gangguan ritmenya (gangguan irama peristaltik) yang diikuti dengan kontraksi berlebihan sfingter kerongkongan bawah dekat lambung. Gejala yang paling banyak dikeluhkan penderita akalasia adalah kesulitan menelan makanan atau minuman. Proses menelan akan cenderung sulit dan menyakitkan selama beberapa bulan kedepan hingga beberapa tahun, dan proses menelan dapat terhenti secara total sehingga memberikan rasa penuh di daerah leher.
Gejala lainnya yang dapat menyertai keluhan utama yaitu:
- Kembalinya makanan yang belum tercerna ke mulut
- Tersedak dan batuk-batuk
- Nyeri ulu hati
- Nyeri dada
- Air liur tidak dapat tertelan dan menetes keluar mulut
- Penurunan berat badan secara bertahap dan signifikan (karena berkurangnya makanan yang masuk)
Masalah menelan juga dapat disebabkan oleh kanker mulut, tenggorokan, dan kerongkongan. Terdapat hubungan antara akalasia kronis/jangka panjang dengan risiko terkena kanker esofagus tetapi resikonya kecil.
Penyebab
Akalasia terjadi akibat dari kerusakan saraf yang berfungsi dalam mengontrol kontraksi ritmik kerongkongan. Penyebab rusaknya saraf tersebut tidak diketahui, tetapi infeksi oleh virus dan penyakit autoimun dicurigai mengambil andil dalam masalah ini. Selain itu, ada hal lain yang juga dapat menyebabkan akalasia seperti tumor tertentu yang dapat menyempitkan sfingter kerongkongan.
Siapa saja yang berisiko?
Akalasia dapat ditemukan pada perempuan maupun laki-laki usia 25 hingga 60 tahun. Namun, sekitar 5% kasus ditemukan pada pada usia anak-anak kurang dari 16 tahun. Penyakit ini bukan penyakit menular sehingga siapapun dan dari etnis manapun dapat mengalami akalasia.
Diagnosis
Diagnosis pasti akalasia harus ditegakkan menggunakan pemeriksaan tambahan untuk memastikan apakah benar sumbatan kerongkongan ini disebabkan oleh akalasia. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan berupa foto rontgen dada, manometri, barium swallow, hingga endoskopi.
Pengobatan
Penyakit ini merupakan penyakit spesialistik sehingga pasien harus dirujuk ke rumah sakit. Terapi yang dapat diberikan nantinya yaitu obat-obatan yang bertujuan unutk melemaskan kerongkongan hingga operasi. Jenis operasi yang dilakukan juga bervariasi berdasarkan keparahannya, mulai dari operasi kecil hingga operasi besar yang berujung pengangkatan esofagus sebagai pilihan pengobatan terakhir.
Kapan harus mencari bantuan dokter?
Jika Anda memiliki gejala seperti di atas, Anda dapat mencari bantuan dokter untuk terapi lebih lanjut.