Obgyn
Abortus Imminens
September 24, 2024
Deskripsi Penyakit
Abortus imminens, atau yang lebih dikenal dalam bahasa Inggris sebagai “threatened abortion,” adalah kondisi medis pada kehamilan di mana terdapat tanda dan gejala yang mengindikasikan bahwa terjadi ancaman keguguran (miscarriage). Gejalanya bisa berupa pendarahan ringan dari vagina, kram perut bagian bawah, dan terkadang nyeri punggung. Meskipun demikian, pada keadaan ini, janin masih berada di dalam rahim dan belum terjadi pengeluaran produk kehamilan secara spontan.
Abortus imminens sering kali merupakan fase awal dari ancaman keguguran, di mana tindakan medis dapat direkomendasikan untuk membantu mempertahankan kehamilan. Diagnostik yang cermat dan pengawasan yang ketat dapat diperlukan untuk memantau perkembangan keadaan dan memutuskan tindakan lebih lanjut sesuai dengan keadaan individu.
Gejala
- Pendarahan vagina yang ringan atau sedang, kadang disertai gumpalan darah atau jaringan janin.
- Kram atau nyeri perut bagian bawah, sering kali mirip dengan kram saat menstruasi.
- Nyeri punggung, terutama di daerah pinggang.
- Kadang-kadang, gejala ini dapat disertai dengan penurunan kadar hormon kehamilan (seperti hCG), yang dapat terdeteksi melalui tes darah.
Jenis-jenis Abortus
- Abortus Insipiens: Merupakan keguguran yang sedang berlangsung atau dalam proses. Perdarahan vaginal ringan hingga sedang dan gejala seperti kram perut dapat terjadi.
- Abortus Imminens: Merupakan ancaman keguguran di mana gejala awal seperti perdarahan ringan atau kram perut terjadi, tetapi kehamilan masih bisa diselamatkan dengan perawatan medis yang tepat.
- Abortus Habitualis: Merupakan kondisi di mana seorang wanita mengalami tiga atau lebih keguguran berturut-turut sebelum janin dapat hidup di luar rahim secara mandiri.
- Abortus Missed: Merupakan kondisi ketika embrio atau janin mati dalam rahim tetapi tidak dikeluarkan secara alami. Dalam beberapa kasus, produk kehamilan (plasenta dan jaringan lainnya) masih tetap berada di dalam rahim.
Faktor Risiko
- Usia ibu: Kehamilan pada usia yang lebih tua atau lebih muda dari 20-35 tahun dapat meningkatkan risiko.
- Riwayat abortus sebelumnya: Wanita yang pernah mengalami keguguran sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami abortus imminens.
- Penyakit kronis: Misalnya diabetes, hipertensi, atau gangguan autoimun dapat meningkatkan risiko keguguran.
- Infeksi: Infeksi pada saluran reproduksi atau sistemik dapat mempengaruhi kestabilan kehamilan.
- Anomali struktural pada rahim: Misalnya septum rahim atau mioma yang besar dapat meningkatkan risiko.
- Kelainan genetik pada janin: Beberapa kelainan genetik dapat menyebabkan keguguran spontan.
- Kegiatan fisik yang berlebihan: Terutama pada kehamilan awal, aktivitas fisik yang berlebihan dapat meningkatkan risiko.
- Konsumsi alkohol atau merokok: Kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko abortus imminens.
Diagnosis
- Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik: Dokter akan mengumpulkan riwayat kesehatan lengkap dan gejala yang dialami oleh ibu hamil, termasuk riwayat kehamilan sebelumnya dan keluhan saat ini. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengevaluasi tanda-tanda seperti pendarahan vaginal, kram perut, dan nyeri.
- Ultrasonografi: Ultrasonografi atau USG digunakan untuk memeriksa keberadaan dan kondisi janin dalam rahim. Ini dapat membantu mengkonfirmasi adanya kehamilan dan menilai kesehatan janin serta struktur rahim.
- Tes darah: Tes darah untuk mengukur kadar hormon kehamilan seperti hCG (human chorionic gonadotropin) dapat membantu dalam diagnosis. Penurunan atau peningkatan yang tidak normal dalam kadar hCG dapat menunjukkan risiko keguguran.
- Tes tambahan: Bila diperlukan, dokter dapat memesan tes tambahan seperti tes darah lengkap, tes fungsi hati, atau tes urin untuk mengevaluasi kondisi kesehatan secara keseluruhan dan memeriksa adanya infeksi.
- Pemantauan dan Pengawasan: Jika gejala abortus imminens persisten atau berisiko tinggi, pemantauan lebih lanjut dapat diperlukan untuk memantau perubahan dalam keadaan kesehatan ibu dan janin.
Penanganan
- Pengobatan Tambahan: Terkadang, terapi medis tambahan seperti pemberian progesteron atau steroid dapat direkomendasikan tergantung pada evaluasi medis.
- Perencanaan Tindak Lanjut: Diskusi dengan ibu hamil tentang rencana tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi dan respons terhadap pengelolaan awal.
- Konsultasi dengan Spesialis: Jika diperlukan, dapat dilakukan konsultasi dengan spesialis obstetri dan ginekologi untuk manajemen yang lebih intensif atau pertimbangan prosedur medis seperti kuretase jika keguguran tidak dapat dihindari